Kasus penyakit malaria dan kolera yang menimpa penduduk Eropa dari tahun ke tahun itu bukan disebabkan oleh perilaku masyarakat pribumi seperti yang dituduhkan oleh pemerintah, melainkan karena pemerintah Kota Cirebon sendiri yang selalu ceroboh dalam menyikapi kasus wabah kolera dan malaria. Kecerobahan pemerintah terlalu tampak pada penanganan kasus kolera di kapal Linden di tahun 1909.
Wijbrands tidak hanya mengkritik pemerintah Kota Cirebon, ia juga mengkritik pemerintah Kota Magelangyang tidak melakukan upaya apapun untuk mencegah dan memberantas wabah kolera yang menimpa banyak anggota Batalyon-6 Magelang.
Menurutnya pemerintah di kedua kota tersebut sama-sama ceroboh dalam menghadapi kasus-kasus penyakit menular, meskipun pemerintah Kota Cirebon dan Magelang memandang kedua penyakit menular itu dapat mengancam kekuasaannya. Kecerobohan itu yang membuat berbagai penyakit terus mewabah hebat dikalangan penduduk Eropa, Cina, dan pribumi di Magelang.
Pemerintah Kota Cirebon dan Magelang, baru memberikan perhatian terhadap sektor kesehatan di lingkungannya setelah kritikan Wijbrands beredar di berbagai surat kabar milik Eropa.
Pemerintah sangat tidak nyaman atas kritikan Wijbrands yang menyebar luas di masyarakat umum. Pemerintah Kota Cirebon kemudian mengajak DVG Cirebon untuk melakukan penyelidikan tentang penyebab penyakit tifus dan kolera, dengan tujuan utama untuk melindungi golongan penduduk Eropa di daerah kekuasaannya dan melindungi citra kekuasaannya.
Referensi: Emalia, Imas. 2020. Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon 1906-1940. Yogyakarta: Ombak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H