Lihat ke Halaman Asli

Mencegah Tumbuhnya Sel Radikalisme di Sekitar Kita

Diperbarui: 14 Juli 2024   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milenial Pancasila - jalandamai.org

Beberapa waktu yang lalu, organisasi teroris Jamaah Islamiyah memutuskan membubarkan diri. Hal ini banyak menimbulkan pendapat yang beragam di masyarakat. Ada yang berpendapat hal ini merupakan cara dari JI, untuk menghilangkan jejak, dan terus menyebarkan sel radikal di Indonesia. Pendapat lain mengatakan hal ini merupakan bentuk dari keberhasilan program deradikalisasi pemerintah.

Terlepas apa pendapat yang berkembang di masyarakat, penyebaran propaganda radikalisme di Indonesia terus terjadi, dan berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satunya dengan cara menyebarkan melalui media sosial. Hal ini tentu mengkhawatirkan semua pihak. Terlebih banyak anak muda yang beraktifitas di media sosial. Dan akibatnya, masyarakat yang tingkat literasinya rendah, akan mudah terprovokasi informasi atau pemahaman yang mereka sebarkan.

Faktanya, ideologi radikal mempunyai kemampuan adaptif yang cukup kuat. Kelompok radikal sengaja menyusupkan dengan berbagai cara, di lingkungan apa saja. Jika kita melihat pemberitaan dalam beberapa tahun terakhir, pihak-pihak yang terpapar radikalisme bisa kita temukan dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan berpendidikan hingga yang tidak berpendidikan. Dari kalangan yang kaya hingga yang miskin. Dari kalangan swasta hingga pemerintahan. Bahkan ada juga dari kalangan aparat kepolisian.

Penyebaran ideologi radikal ini tidak boleh terus dibiarkan. Harus ada kesadaran bersama, untuk mencegahnya. Jangan sampai generasi penerus nanti, lebih mudah terpapar radikalisme dari pada memahami akar budayanya sendiri. Lalu bagaimana caranya untuk mencegah penyebaran ideologi radikal di sekitar kita?

Salah satunya adalah dengan memperkuat pendidikan. Hal ini untuk memberikan fondasi pola pikir yang tepat di masyarakat. Pendidikan disini tentu saja perlu mengedapankan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, perdamaian dan pemahaman kebangsaan yang benar. Pendidikan ini tentu saja bersifat universal. Pendidikan disini tidak hanya mengedepankan proses belajar mengajar, tapi juga harus dilandasi pendidikan karakter yang kuat.

Langkah berikutnya adalah memperkuat ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pada umumnya, pihak-pihak yang direkrut oleh kelompok radikal dan teroris adalah masyarakat yang kondisi ekonominya sulit. Meski belakangan ada juga pihak yang berasal dari kondisi ekonomi yang mapan, juga banyak yang terpapar. Dengan memperkuat perekonomian, setidaknya bisa mengurangi potensi terpaparnya propaganda radikalisme.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah partisipasi masyarakat. Dulu ada siskamling, sistem keamanan keliling. Pola tersebut sebenarnya bagian dari partisipasi masyarakat, untuk mengamanankan lingkungan sekelilingnya. Hal tersebut tentu perlu untuk terus diterapkan di lingkungan sekitar. 

Dengan adanya peran serta masyarakat, upaya pencegahan penyebaran ideologi radikal bisa menjadi lebih efektif. Dan tentu saja yang utama adalah peningkatan kapasitas dan koordinasi aparat keamanan. Early warning system aparat keamanan harus bisa dinyalakan, agar jika ada potensi bibit radikalisme dan penyebaran sel-sel radikal bisa terpantau, dan segera diambil tindakan. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline