Lihat ke Halaman Asli

Zakat, Bentuk Berbagi dan Pembersihan Diri dari Sifat Negatif

Diperbarui: 7 Mei 2021   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damai Itu Indah - tribunnews.com

Ramadan segera berlalu. Salah satu yang harus dilakukan oleh umat muslim di penghujung Ramadan adalah membayar zakat fitrah. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang berpuasa. Zakat merupakan upaya untuk menyempurnakan puasa yang telah dilaksanakan selama satu bulan. Zakat juga merupakan upaya membersihkan diri bagi orang yang berpuasa. Bisa jadi selama berpuasa ada kesalahan atau kekurangan, bisa disempurnakan dengan cara membayar zakat fitrah.

Namun, zakat fitrah tidak hanya merupakan upaya untuk menyempurnakan ibadah puasa, tapi juga mengandung nilai-nilai kemanusiaan melalui semangat saling berbagi. Besaran zakat ini sama. Mau kaya atau miskin besarannya sama. Dan area pembagiannya, juga bisa menyasar siapa saja yang membutuhkan. Semangat saling berbagi ini tentu perlu kita jaga dan lestarikan. Mari kita bersihkan segala kesalahan dengan cara berbagi melalui zakat.

Ingat, hidup manusia pada dasarnya berputar. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang kaya, kadang miskin. Kadang enak atau kadang tidak enak. Ketika kita berada diatas harus ingat dengan yang dibawah. Ketika dibawah harus introspeksi agar bisa kembali ke atas. Perputaran ini merupakan siklus yang lumrah terjadi. Namun terkadang ada saja beberapa orang yang salah memaknai siklus ini. Mereka mau berbagi, tapi hanya kepada golongan tertentu saja.

Hal semacam ini semestinya tidak boleh terjadi. Dan kalau sudah berbagi, tidak perlu dibicarakan, dipersoalkan, atau diungkit lagi. Berbagi ya berbagi. Biarlah urusan kita dengan Tuhan saja yang tahu. Berbagi tidak perlu diberitahukan ke semua pihak. Berbagi mengajarkan kita untuk saling peduli dan ikhlas. Mungkin kita berada dalam kondisi yang serba kecukupan, dan belajar membantu orang lain yang memang membutuhkan bantuan.

Jadilah gelas kosong. Ketika gelas kosong tersebut berisi air dan akan penuh, maka gunakan air tersebut untuk kebutuhan lain. Sehingga air dalam gelas tersebut tidak terbuang sia-sia. Air dalam gelas bisa untuk minum, bisa untuk menyiram tanaman atau yang lain. Begitu juga dengan hart akita. Tidak ada gunanya menyimpan harta di dunia. Jika kita membagikan sebagian harta, maka harta tersebut akan berguna untuk kepentingan yang lebih bermanfaat.

Jangan pernah merasa paling benar, paling suci, atau paling yang lain, sehingga tidak mau berbagi dengan orang lain. Orang semacam ini tidak pernah belajar saling mengerti, saling memahami, saling peduli, dan saling membantu. Sementara manusia, apapun latar belakangnya, mau miskin atau kaya, tetap tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Karena manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Karena itulah, mari lengkapi puasa kita dengan berbagi melalui pembayaran zakat fitrah. Karena selain untuk melatih empati dan bentuk pembersihan diri, zakat fitrah juga merupakan bentuk ketakwaan terhadap Allah SWT. Mari lakukan apa yang dianjurkan oleh agama, agar kehidupan kita bisa berjalan di jalan yang benar. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline