Lihat ke Halaman Asli

Sebarkan Kesejukan, Keteduhan, dan Perdamaian di Media Sosial

Diperbarui: 23 Desember 2020   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damai Dunia Maya - jalandamai.org

Tak dipungkiri, perkembangan teknologi oleh sebagian orang justru disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Salah satunya adalah penyebaran hoaks, pesan kebencian dan provokasi dengan berbagai macam kepentingan. Dan salah satu yang intensitasnya cukup sering adalah provokasi terkait SARA. 

Berita bohong dengan sengaja disebarkan, untuk mendapatkan dukungan publik. Seringkali kelompok-kelompok ini menggunakan sentimen agama, untuk menutupi kebohongan yang dibuat dan mendapatkan simpati publik.

Misalnya maraknya istilah kriminalisasi ulama yang muncul beberapa tahun terakhir. Istilah tersebut terkesan ulama sengaja dikriminalkan. Padahal ulama adalah orang yang paham soal agama. 

Orang yang paham agama berarti paham mana baik dan buruk, paham berbagai macam kitab, dan hal-hal lain. Karena itulah seorang ulama umumnya berperilaku baik, karena seorang ulama akan diikuti oleh banyak pengikutnya.

Bagi masyarakat yang kurang memahami konteksnya, pasti akan mudah marah karena tidak membekali diri dengan literasi yang kuat. Padahal, jika melihat konteksnya, bibit kebencian itu sengaja dimunculkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Dalam kasus pimpinan FPI ini misalnya. Opini yang dibangun di media sosial adalah kriminalisasi ulama. Apalagi beberapa pengacara besar menyatakan menolak membantu menjadi pengacara. Sementara, kepolisian terus memanggil satu per satu bagian dari mereka dan ditetapkan sebagai tersangka.

Ormas ini memang seringkali membuat ulah. Bahkan klaim dukungan dari kedutaan Jerman di Jakarta, dibantah oleh pihak kedutaan. Bahkan, staf yang datang ke FPI diancam akan dipulangkan. Ironisnya, dalam kondisi seperti ini, narasi yang dibangun masih seputar kebohongan. Sebagai masyarakat awam, kita juga harus lebih jeli. 

Jangan mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar. Mari menjadi masyarakat yang cerdas. Gunakan kecanggihan teknologi ini, untuk mendapatkan informasi yang valid.

Ingat, saat ini kita masih sedang merasakan pandemic covid-19. Dalam suasana covid, semestinya kita bisa saling menjaga. Pemerintah telah menganjurkan menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan di air yang mengalir. Karena itu mari kita tetap mengedepankan protokol kesehatan. Sebarkanlah pesan yang menyejukkan di dunia maya. Jangan terus menebar kebencian, yang bisa memicu terjadinya konflik di tengah masyarakat.

Sampai kapan kita akan terus saling membenci. Setop segala bentuk kebencian di dunia maya. Jangan mau di provokasi, di adu domba oleh siapapun untuk kepentingan apapun. Belajarlah menjadi pribadi yang obyektif, tapi tetap saling menghargai keberagaman. Belajarlah untuk saing menghargai dan menghormati kepada siapapun.

Media sosial tidak boleh lagi digunakan sebagai tempat untuk menebar kebencian. Media sosial harus menjadi tempat untuk saling menyatukan keberagaman. Sebarkanlah kesejukan dan keteduhan di dunia maya, agar antar sesame manusia bisa saling interaksi dengan santun, saling menghargai dan saling menghormati. Salam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline