Lihat ke Halaman Asli

Konten Kekerasan Inspirasi Tindakan Kekerasan

Diperbarui: 17 Juni 2019   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnnindonesia

Ketika Suriah masih berjibaku dengan ISIS yang ingin mendirikan negara berbasis Islam di negara itu, foto-foto yang tampil di media massa adalah foto-foto yang berisi kekerasan, penjarahan dan kepapaan keluarga yang ditinggal oeh kepala keluarganya. Atau foto-foto yang berisi reruntuhan bangunan, desa pengungsian dan kepulan asap di kejauhan. Foto burung elang dengan background kepulan asap di Suriah adaah foto yang epic kala itu.

Bertahun-tahun foto-foto yang beredar di kantor berita seluruh dunia soal Suriah adalah kekerasan, kekelaman dan kesedihan. Kita tahu bahwa foto adalah bentuk reflektif dari keadaan masyarakat yang menjadi obyek. Kepulan asap dan puing-puing adalah refleksi dari kekerasan, penderitaan dan perpisahan. Itu terekam di benak masyarakat internasional  yang mengikuti berita yang tersampaian.

Tahukah kita, bahwa para bocah dan remaja di Suriah terbiasa melihat kekerasan sepanjang hari dan mungkin saja itu berpengaruh pada jiwanya. Jiwa yang awalnya murni tapi tiap hari diisi oleh kekelaman , kesedihan dan kekerasan. Bisa saja akhirnya jiwa bocah yang murni itu melihat kekerasan sebagai hal biasa sehingga hal ini akan dibawa sampai dewasa.

Karena dia melihat kekerasan sebagai hal biasa, maka mungkin saja dia melakukan kekerasan di masa dewasanya. Dia juga mungkin tak segan menyebarkan kekerasan melalui internet atau virtual..

Para pemuda dan remaja yang terbiasa melihat kekerasan melalui internet juga akan melihat kekerasan sebagai hal yang biasa. Sehingga dia tak segan akan menyebarkan kekerasan itu melalui gadget ke teman atau komunitas lainnya. Akhirnya kekerasan itu menyebar dan mungkin seseorang atau sekelompok orang suka dengan kekerasan. Lalu kekerasan menjadi hal biasa, menyebar dan berputar kembali dari awal.

Dari fenomena yang dipaparkan diatas bisa kita simpulkan bahwa konten-konten kekerasan itu bisa didapat dari mana saja. Dari pengalaman hidup yang dialami sendiri seperti para remaja dan bocah di Suriah, atau melalui media. Kekerasan yang didapat melalui media (WA, media sosial dll) inilah yang terbanyak dilakukan masyarakat dunia. Karena gadget yang mereka punyai bisa saja mengirimkan konten-kontennya ke pihak lain. Pihak itu bisa saja menerimanya dan terpengaruh olehnya. Akhirnya karena pematik tertentu, dia akan menjadi radikal bisa melakukan kekerasan seperti yang dia lihat di gadget tersebut.

Melihat hal ini kita mungkin harus mengkaji ulang bagaimana seseorang menerima konten berisi kekerasan dan kemudian menyebarkannya kepada pihak lain. Seseorang harus juga memikirkan dampak jika konten kekerasan itu disebarkan kepada pihak lain. Karena itu kita mungkin harus sama-sama belajar agar bisa paham betapa penyebarkan konten-konten kekerasan ini merugikan bagi generasi muda kita. Dia menginspirasi. Konten kekerasan sangat bisa menginspirasi tindakan kekerasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline