Lihat ke Halaman Asli

Mari Gotong Royong Membangun Indonesia Damai

Diperbarui: 13 Agustus 2017   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Damai - manadonyaman.files.wordpress.com

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), gotong rotong berarti bekerja bersama-sama, tolong menolong dan bantu membantu. Bagi sebagian masyarakat, gotong royong dimaknai sebagai semangat kebersamaan di dalam masyarakat, untuk saling tolong menolong. Dalam praktek sehari-hari, wujud dari gotong royong ini bisa kita lihat jika ada salah  kerabat atau tetangga melakukan hajatan, ketika ada tetangga yang meninggal, ataupun ketika membuat rumah atau membersihkan lingkungan. Semua orang bantu menawarkan bantuan tanpa pamrih. Semua orang menunjukkan kepeduliannya, untuk saling membantu. Semuanya bergerak otomatis, tanpa harus ada yang meminta.

Gotong royong merupakan salah satu karakter yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Indonesia. Sifat saling tolong menolong antar sesama, hampir terjadi di setiap daerah. Meski berbagai macam suku tersebar dari Aceh hingga Papua, umumnya tiap-tiap suku mempunyai sifat saling bantu membantu. Gotong royong pada prakteknya meningkatkan kepedulian antar masyarakat. Tak heran jika budaya ini diharapkan terus lestari, demi terciptanya tatanan kehidupan yang lebih baik.

Memang, seiring dengan perkembangan jaman, budaya gotong royong ini mulai terkikis oleh modernitas. Apalagi dikota besar, budaya ini nyaris sulit sekali kita temukan. Bisa jadi di desa-desa masih bisa kita temukan budaya ini. karena itula, mari kita dorong kembali budaya gotong royong ini kembali mengakar ke semua generasi muda dan tua. Karena jika gotong royong hilang, akan menguatnya sikap individualistik, hingga berkurangnya kepedulian antar masyarakat.

Disisi lain, Indonesia saat ini terus dikelilingi paham baru yang sangat mengkhawatirkan. Paham kekerasan yang dibungkus dengan atribut agama ini, sangat meresahkan. Radikalisme hingga terorisme terus bermunculan sebagai konsekwensi dari maraknya jaringan kelompok radikal. Mereka terus menebarkan teror di masyarakat dalam berbagai bentuk. Tidak hanya teror secara fisik dalam bentuk bom, tapi juga teror secara psikologis, ataupun teror dengan menggunakan propaganda di dunia maya. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat kita yang terpapar paham radikalisme, dan berani melakukan amaliyah dengan cara membunuh polisi, atau mengakhiri dirinya dengan cara bom bunuh diri.

Ironisnya, kelompok radikal dan teror itu selalu berlindung dibalik atribut keagamaan. Mereka mengklaim sedang berjuang di jalan Allah. Kekerasan yang mereka lakukan dianggap sebagai hal yang diperbolehkan. Padahal, tidak ada satupun ayat dalam ajaran agama yang menganjurkan umatnya untuk berbuat kekerasan. Tidak ada satupun sejarah Islam yang mengajarkan, jihad dilakukan dengan cara meledakkan diri, dengan cara teror bom, ataupun perbuatan tidak berperikemanusiaan yang lain.

Mari kita bergotong royong melawan segala bentuk tindakan teror. Mari kita bersatu untuk melawan segala bentuk paham kekerasan yang mengatasnamakan agama. Dan mari kita terus bertekad menebarkan perdamaian, untuk melawan ujaran kebencian dan segala bentuk provokasi SARA. Ingat, kita tinggal di negara yang penuh dengan tradisi tolong menolong, tradisi saling menghormati, dan tradisi saling tersenyum. Dan semuanya itu bisa terjadi jika budaya gotong royong itu tetap ada pada diri kita. Karena itulah, mari kita bergotong royong demi terciptanya Indonesia damai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline