[caption id="attachment_373816" align="aligncenter" width="578" caption="aawsat.net"][/caption]
Jika diperhatikan, setiap berita mengenai ISIS yang tayang dalam beberapa hari belakangan menunjukkan bahwa kelompok ekstremis itu tengah melemah akibat i serangan balasan yang dilakukan oleh beberapa negara di kawasan Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania. Apakah hal ini menandakan bahwa eksistensi ISIS akan menuju akhir?
Menurut pendapat terkait yang saya baca di koran Kompas edisi Jumat lalu, menyebutkan bahwa ISIS tengah berada di posisi yang rawan mengingat cukup agresifnya serangan balasan yang diterimanya dari Mesir dan Yordania. Serangan balasan tersebut tidak lain merupakan bentuk kemarahan dua negara tersebut terhadap dua aksi keji yang pernah dilakukan oleh ISIS sebelumnya, yakni pembakaran hidup-hidup pilot Yordania dan pemenggalan massal warga Protestan Mesir di Libya.
Sekalipun ISIS dikenal memiliki dana melimpah untuk menyokong gerak pasukannya, namun hal tersebut tampaknya akan menjadi sebuah masa suram bagi mereka. Hal ini dikarenakan serangan balasan yang dilakukan oleh Yordania dan Mesir dalam beberapa waktu belakangan didukung oleh banyak negara di dunia.
Ditambah dengan mulai berubahnya sikap Iran yang kini kian menjauh, maka posisi ISIS pun seakan kian terpojok. Sebagaimana diketahui publik bahwa sebelumnya Iran condong mendukung perjuangan kelompok Syiah dalam melawan rezim Bashar al-Ansad di Suriah. Namun melihat berbagai aksi keji yang dilakukan oleh ISIS dalam setahun belakangan, bisa jadi membuat Iran mulai berpikir dua kali untuk mendukung ISIS.
Selain ruang gerak ISIS yang mulai terbatas, kini faktor lain juga mulai bermunculan, seperti dugaan sumber pendanaan yang menurun jumlahnya akibat jatuhnya harga minyak dunia dalam beberapa bulan belakangan. Banyak pihak menduga bahwa penjualan minyak adalah salah satu sumber pendanaan ISIS, namun belum diketahui melalui transaksi mana kelompok ekstremis tersebut mendapatkan dananya.
Selain itu, belakangan juga banyak bermunculan pengakuan-pengakuan di dunia maya dari para bekas pejuang ISIS yang justru menjelekkan kelompok tersebut. Kebanyakan bekas mujahid ini mengaku tertipu oleh propaganda ISIS yang awalnya banyak mengumbar janji kemapanan ekonomi sekaligus pelapangan jalan menuju surga Allah SWT. Fakta yang didapat adalah omong kosong belaka, dan saya rasa hal ini sudah jelas.
Lalu, apakah melemahnya ancaman ISIS juga terjadi di Indonesia? Belum jelas mengenai hal tersebut karena kemarin saja beberapa media memberitakan mengenai adanya deklarasi kelompok simpatisan ISIS yang baru bernama Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Menurut saya, kabar ini justru mengindikasikan bahwa ISIS tengah berkembang di Indonesia, di mana dapat mengancaman keamanan negeri ini.
Apa yang harus kita lakukan untuk menghalau ancaman ISIS di Indonesia? Hal paling utama yang harus kita lakukan adalah dengan menjaga diri dan saling mengingatkan antar sesama mengenai bahaya ISIS. Jangan sampai kita mudah terpengaruh karena propaganda kelompok ini jelas mengkahwatirkan bagi keutuhan persatuan dan kesatuan Indonesia. Jangan lupa pula dukung upaya pemerintah melawan ISIS yang dilaksanakan oleh kerja sama lembaga-lembaga terkait, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian RI, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H