Lihat ke Halaman Asli

Retnaningtyas Susanti

Pemerhati budaya dan pariwisata

Travel Pattern Wisatawan Sumatera Barat selama Pandemi Covid-19

Diperbarui: 2 November 2021   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pola perjalanan wisata yang dilakukan oleh masyarakat di masa pandemi dipengaruhi oleh aturan mengenai protokol kesehatan. Rencana perjalanan wisata yang biasanya dilakukan di akhir pekan, masa liburan, serta peringatan hari besar keagamaan menjadi terhenti akibat pandemi. 

Kondisi pandemi merubah pola, mulai dari jarak perjalanan, tujuan wisata, penggunaan moda transportasi, dan pemilihan akomodasi. 

Pandemi memperpendek jarak perjalanan, wisata dilakukan di dalam wilayah 1 provinsi, hanya perpindahan antar kabupaten/kota. Kemudian, tujuan wisata merupakan tempat yang terbuka, memiliki keleluasaan terhadap akses udara segar, karena penularan covid-19 masih menjadi ketakutan masal. 

Dari segi transportasi, wisatawan lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan moda transportasi umum. Penggunaan transportasi umum hanya digunakan untuk jarak dekat, salah satu moda transportasi tersebut adalah Gocar. Bagian terakhir, wisatawan selama pandemi lebih memilih untuk menggunakan akomodasi yang menerapkan konsep Clean Health Safety and Environment (CHSE).

Pariwisata dunia merasakan konsekuensi negative selama pandemi covid-19 yang mulai muncul pertama kali sekitar Desember 2019 di Wuhan, China. 

Pandemi ini menyebar ke berbagai negara, dan berimbas pada pengurangan perjalanan untuk meminimalkan penularan. Hingga saat ini, masyarakat yang melakukan perjalanan dengan tujuan apapun yang menggunakan pesawat terbang wajib melakukan pemeriksaan kesehatan. 

Bahkan, pada awal terjadinya pandemi, industri aviasi sempat menghentikan penerbangannya, meskipun saat ini terbuka kembali, beberapa rute perjalanan mengalami penutupan, seperti penerbangan Padang -- Yogyakarta langsung. 

Perjalanan untuk tujuan wisata berkurang drastis karena keterbatasan fasilitas transportasi jarak jauh. Pandemi ini juga menyebabkan ketakutan di masyarakat, terutama sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar, tempat wisata dan fasilitas pendukungnya ditutup, tidak ada kunjungan.

Pandemi menyebabkan industri pariwisata mengalami mati suri, bahkan sebagian bangkrut karena tidak adanya kedatangan wisatawan, kondisi ini banyak terjadi di Pulau Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia. Setelah pemerintah mengambil kebijakan untuk "berdamai dengan pandemi", perjalanan terbuka kembali, meski belum normal. 

Wisatawan mulai berani berkunjung setelah ditetapkannya peraturan tentang protocol kesehatan. Sedikit demi sedikit kunjungan wisatawan domestic kembali meningkat, meski wisatawan mancanegara belum optimal.

Provinsi Sumatera Barat seperti halnya wilayah Indonesia lainnya mengalami dampak pandemi, industri kepariwisataan tidak dapat beroperasi, dan kebutuhan masyarakat untuk berwisata dibatasi. Objek wisata ditutup dan dibatasi masa operasionalnya, kegiatan di masa libur ditiadakan dengan penjagaan dari pihak keamanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline