Lihat ke Halaman Asli

Kebun Lai Milik Kami Berubah Jadi "Real Estate"

Diperbarui: 6 Juni 2017   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - hutan kalimantan. Sumber (AFP PHOTO / BAY ISMOYO/Fotokompas.com)

Keane - Somewhere only we know

I walked across an empty land

I knew the pathway like the back of my hand

I felt the earth beneath my feet

Sat by the river, and it made me complete

Oh, simple thing, where have you gone?

I'm getting old, and I need something to rely on

So tell me when you're gonna let me in

I'm getting tired, and I need somewhere to begin

Waktu aku masih remaja baru tumbuh. di daerahku kami masih mudah menemukan kawasan hutan multiguna dengan hanya menempuh perjalanan beberapa kilometer. Kawasan hutan ini sebenarnya kebun masyarakat, memanfaatkan pinggiran area hutan dengan tanaman buah buah produktif. Daerahnya terkenal sesuai dengan apa yang ditanam. Kami menyebutnya Kebun Salak, ada Kebun Nanas, Kebun Jeruk Nipis. Karena pada masa itu tempat wisata hanya sebatas pantai dan sebuah mall, kebun-kebun ini menjadi salah satu tujuan kami untuk berwisata alam. 

Tapi bagi aku dan teman temanku yang tinggal berbatasan dengan kebun ini, bukan suatu hal yang menantang hiking menyusuri dalamnya hutan, menembus rawa berlumpur yang dalamnya bisa sepinggang, uji nyali dengan berkemah di dalam hutan, berburu kancil atau burung punai di malam hari....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline