Lihat ke Halaman Asli

Kisah Seorang Sahabat

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

AIR MATA CINTA

(sebuah cerpen)

Rintik-rintik hujan masih mengalir di halaman rumah Tina, membasahi bunga-bunga yang menjadikannya segar mewangi. Begitu juga kumbang-kumbang yang hinggap di bunga mawar itu, terbang kesana-kemari seakan memanggil para kumbang lainnya untuk menikmati keindahan mawar merah.

Saat kumbang yang terakhir terbang meninggalkan kebun bunga Tina, seorang petugas pos datang menuju rumahnya, memberi sebuah surat berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita, surat itu kelihatan cantik.

"Selamat pagi non.....", sapa Petugas pos

"Selamat pagi pak...", cetus Tina dengan suara halus

"Oh..ada yang perlu saya bantu Pak?", Tina mencoba menghangatkan suasana

"Oh ini non.... Saya hanya mau memberi surat ini untuk Tina"

"Betul ini rumah yang ada di alamat ini??", Petugas pos tak mau ketinggalan, ia mencari kesempatan untuk ngomong berlama-lama dengan Tina. Secara Tina adalah cantik dan enak diajak untuk ngomong.

"Benar...benar pak..", Suara Tina semakin pelan karena ia tahu kalo petugas pos tersebut adalah play boy, ia tidak mau menjadi korban berikutnya.

Suara motor butut yang setia menemani petugas pos terdengar nyaring di telinga Tina, pertanda pangeran play boy sudah pergi jauh meninggalkannya dengan sebuah surat berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita. Tina beranjak pergi ke kamar tak sabar lagi ingin tahu isi dari surat itu dan siapa orang yang mengirimnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline