Lihat ke Halaman Asli

Nyanyian Kematian

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Romantika dalam dialetika kehidupan yang penuh sarkasme, sinisme ataupun euphoria. Ketika kata-kata cinta tak perlu diucapkan dengan 'I love you' karena itu hanya akan menjadi sekedar sebuah kalimat pendek belaka tanpa arti.Dialog dan diskusi panjang meraba suatu sosok ternyata membuka misteri yang selama ini adalah tabir penutup dibalik bungkus-bungkus lahiriah dan menimbulkan suatu rasa yang indah, ternyata semua itu hanya tameng atau perisai. Airmata mengalir entah kepada siapa untuk siapa dan mengapa harus menangis....tak taulah yang pasti ada kebahagiaan ketika tabir terkuak.

Ketika kau mengatakan...kalaulah terjadi "sesuatu yang besar" dengan aku, suatu saat, aku hanya ingin kamu tiupkan semua cinta dan doamu untuk aku... Maka itulah ungkapan kata cinta terdalam yang pernah terucap walau duri dan ranjau berputar dan melingkar-lingkar dihadapan.

Cinta toh bukan untuk dimiliki dan termiliki karena keinginan memiliki hanyalah suatu bentuk ego tetapi tak pernah ada yang salah dalam cinta, mengungkapkannya adalah suatu kebahagiaan tersendiri dan menimbulkan kelegaan karena orang yang dicinta sudah mengetahui rasa dan perasaan yang berada dalam relung terdalam, perkara diterima atau tidak, terjadi atau tidak terjadi....siapa peduli???!!! Toh yang ada hanyalah sebuah rasa yang tak dapat terhindari dan ditolak tetapi dapat dikendalikan.

Demikianlah malam berlalu dalam sejuta kata dan kasih, senyum terukir tanpa mimpi dan harap yang ada hanya pengertian yang dalam.

Nyanyian kematian telah dilengkingan untuk merubah suatu sikap dan memberitakan bahwasanya manusia memiliki keterbatasan dan haruslah disadari semua agar tidak ada sakit dan luka yang mencabik tubuh dan jiwa. Pilihan ada ditangan kita...!!!

-SP- 12/06/2011 09:10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline