Lihat ke Halaman Asli

Mimpi Basah dan Kencing Darah

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_151343" align="alignleft" width="200" caption="kumpulan.info"][/caption] Sepulang dari sekolahnya anakku (laki-laki) langsung mengajukan pertanyaan mengejutkan. Pa.. pernah mimpi basah ? Kalau anak perempuan itu bisa kencing darah ya ? Katanya kalau kita dewasa nanti mimpi basah ya ? ngompol lagi dong kaya waktu kecil ... (sambil ketawa) Wah pertanyaan tersebut ternyata keluar akibat anakku baru mendapatkan semacam sex education disekolahnya, yang menerangkan perbedaan ketika anak laki-laki dan perempuan memasuki masa dewasa. Dan cerita anak saya, mereka juga menonton proses pertumbuhan janin didalam perut ibunya. mmm Sex Education , memang penting disaat ini, omongan yang dianggap tabu dimasa saya kecil sekarang sudah mulai dibahas di sekolah dasar. Saya mencoba mengarahkan jelajah internet ke materi Sex Education bagi anak-anak. Ketemu suatu artikel yang cukup menarik, disana dijelaskan kenapa sex education diperlukan, kapan hal ini diajarkan, dan ada beberapa contoh penerapan sex education. Sex Education diperlukan agar pemahaman anak terhadap beberapa mitos tentang sex bisa dijelaskan dengan baik sesuai dengan umur mereka dan diharapkan pendidikan sex tersebut didapat dari orang tuanya secara langsung. Sex education bisa dimulai dari usia dini, bukan menunggu mereka dewasa dan mencari informasi diluar tanpa pengawasan, yang mengakibatkan terjadinya masalah-masalah dikemudian hari, seperti sex diluar nikah, HIV AID, aborsi dan sebagainya. Karena rasa ingin tahu yang besar dari anak anak, maka sebaiknya orang tua tanggap dan dapat memberikan penjelasan yang terbuka disesuaikan umur mereka. Berikut beberapa tips untuk memberikan pendidikan sex sesuai umur :

Balita (1-5 tahun)

Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupapenisdanvaginaatauvulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasuskekerasan seksualdanpelecehan seksualterhadap anak.

Usia 3-10 tahun

Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif. Contoh #1:"Bayi berasal dari mana?"Anda bisa menjawab dari perut ibu. Atau Anda bisa tunjukkan seorang ibu yang sedang hamil dan menunjukkan lokasi bayi di perut ibu tersebut. Contoh #2:"Bagaimana bayi keluar dari perut Ibu?"Anda bisa menjawab bayi keluar dari lubang vagina atau vulva supaya bisa keluar dari perut ibu. Contoh #3:"Mengapa bayi bisa ada di perut?"Anda bisa menjawab bahwa bayi di perut ibu karena ada benih yang diberikan oleh ayah kepada ibu. Caranya adalah ayah memasukkan benih tersebut menggunakan penis dan melalui vagina dari ibu. Itu yang dinamakan hubungan seks, dan itu hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang telah menikah.

Usia Menjelang Remaja

Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.

Usia Remaja

Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi. (Sumber : kumpulan.info) Jadi pendidikan sex tidaklah menjadi tabu lagi tetapi menjadi konsen bagi orang tua, sehingga anak-anak mendapat informasi yang cukup, bukan dari teman sebayanya atau dari gambar-gambar di internet. Semoga bermanfaat. Salam Kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline