Indonesia sebagai negeri yang kaya akan potensi penghasil minyak dan gas bumi lainnya, sungguh ironis jika pada akhirnya Indonesia hanya akan menjadi negeri pengimpor minyak di masa yang akan datang. Perlu diketahui bahwa negeri ini memiliki masyarakat yang boros akan penggunaan bahan bakar minyak. Bagaimana tidak, coba Kita lihat di berbagai daerah, terutama di perkotaan. Tiap hari Kita akan menemui kemacetan akibat volume kendaraan bermotor yang makin bertambah setiap harinya. Ini menunjukkan semakin banyaknya pemakaian bahan bakar minyak pada motor atau mobil yang melintas di jalanan. Bukan hanya dampak pemborosan BBM tapi juga polusi yang makin akut menimbulkan kerusakan pada alam dan berdampak signifikan pada kesehatan manusia. Apakah tak ada solusi untuk semua keruwetan itu?. Bila Kita mau, semua pasti ada jalannya. Mau tidak mau, suka tidak suka dan sesulit dan semahal apapun, penggunaan Renewable Energi / energ terbarukan akan makin banyak digunakan. Apalagi menurut perkiraan, energi fosil di INdonesia akan habis : 1. Minyak akan habis di 20 tahun mendatang 2. Gas bumi akan habis di 60 tahun mendatang dan 3. Batubara akan habis di 150 tahun yang akan datang. Ketiga bahan bakar energi di atas bukan hanya makin menipis cadangannya dan akan digunakan oleh manusia Indonesia yang pastinya akan terus bertambah tiap tahunnya. Namun dampak pengelolaannya pun dapat merusak alam. Issue global warming sudah mengharuskan Kita untuk segera mencari energi alternatif yang ramah akan lingkungan. Renewable energi / Energi Terbarukan Pada awalnya, sebagai seorang ibu rumah tangga dan pekerja, memang awam buat Saya untuk membicarakan apa itu energi terbarukan. Namun seiring berjalannya waktu, Saya mencari info tentang itu. Dalam daya tangkap Saya, energi terbarukan adalah energi yang telah diciptakan oleh Tuhan dan disediakan di alam semesta ini untuk manusia. Energi yang melimpah ruah dan selalu ada ketersediannya. Energi tersebut adalah : 1. Energi matahari 2. Energi angin 3. Energi air /mikrohidro 4. Energi panas bumi. Dari keempat energi itu , menurut Saya energi mataharilah yang akan sangat berdaya tepat guna untuk dikembangkan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena : 1. Energi angin Hembusan angin ada karena sinar matahari menyebabkan angin, perbedaan panas di permukaan bumi mempengahurhi suhu dan tekanan udara di atmosfer sehingga terjadi aliran udara dan angin. Global warming dan rusaknya alam sangat mempengaruhi hal ini, maka saat ini cuaca seringkali berubah drastis tanpa bisa diprediksi. 2. Energi Air Energi bergantung akan adanya sinar matahari. Kita tahu bahwa air berawal dari hujan yang terjadi karena sinar matahari menyebabkan penguapan air sungai, laut dan danau. yang kemudian menjadi awan yang terbawa angin dan akhirnya jatuh lagi menjadi hujan 3. Energi panas Bumi Energi panas bumi terjadi akibat panas matahari yang terserap oleh bumi, maka bila bumi ini tak ada sinar matahari , energi panas bumi pun tak akan lagi ada. Lalu bagaimana dengan energi alternatif lainnya? semisal energi biomass, energi biofuell/biodiesel, energi nuklir dan energi sampah. Menurut Saya semua juga tergantung dari matahari. Karena mikro organisme yang hidup di bumi ini, tak akan bisa hidup tanpa sinar matahari. Photovoltaik Dulu, Kita hanya mengenal energi matahari hanya lewat sebuah kalkulator yang bertenaga sinar matahari. Karena tenaga yang diperlukan hanya sedikit, maka sel surya yang diperlukan juga sangatlah mini. Ini berbeda dengan beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan pembangkit listrik tenaga surya makin meningkat tajam. Bahkan perusahaan listrik negara sudah memiliki pembangkit listrik skala besar di beberapa pulau (Proyek terbaru ada di pulau Bali). Hal ini sangat menghemat energi, apalagi bisa diterapkan di pulau terpencil di Indonesia yang belum teraliri listrik. Selama ini Kita tahu bahwa penduduk pulau yang mayoritas mata pencahariannya adalah nelayan, seringkali kesulitan untuk mendapatkan solar pada saat cuaca buruk, sehingga mereka tidak bisa melaut di malam hari. Ini dikarenakan sulitnya medan di laut bagi kapal kapal kecil/ kapal tongkang untuk mendistribusikan solar ke pulau pulau tersebut, pun hal ini terjadi di daerah yang berada di perbatasan atau pun daerah pegunungan yang sulit terjangkau oleh transportasi. Memang saat ini pemakaian photovoltaik / panel surya sebagai pembangkit listrik masih terkesan mahal. Untuk panel 100 Wp saja bisa 3,5 juta. Belom perangkat penunjang lainnya, itupun hanya untuk voltase kecil. Tapi perhitungannya bukan berhenti sampai di situ. Contoh pemakaian sederhana untuk penerangan rumah di kampung, berapa liter minyak gas yang dipakai untuk 2 buah lampu teplok yang menyala semalaman? . Perkirakan 2 hari butuh seliter,padahal 1 liter minyak gas saat ini mencapai Rp 10rb. Maka untuk sebulan 15 x Rp 10rb = Rp 150 rb. Dalam setahun Rp 150rb x 12 = Rp 1.800.000...wow !! pengeluaran yang fantasis Bandingkan dengan menggunakan panel surya. Awalnya memang mahal. tapi dengan masa garansi sampai 20 tahun mendatang, dan perawatan yang mudah. Maka energi matahari adalah energi terbarukan yang paling handal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H