Lihat ke Halaman Asli

Desa Wisata, Peluang atau Petaka?

Diperbarui: 13 Juli 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Sekarang ini banyak sekali daerah-daerah di indonesia yang mengembangkan potensi dan memanfaatkan potensi mereka demi mewujudkan sebuah desa wisata. Banyak anggapan bahwa wisata desa dapat memajukan desa dan dapat mensejahterakan masyarakat di sekitar wisata tersebut, namun banyak juga anggapan bahwa wisata desa kurang menguntungkan bagi mereka, salah satu alasannya karena pendapatan yang tidak tentu. Perbedaan anggapan ini didasari dari pola pikir masyarakat yang cenderung primitif atau bisa dibilang susah untuk diajak maju, namun hal tersebut juga tidak bisa disalahkan karena mereka sudah terbentuk dari sistem atau adat di daerah tersebut.

          Dari hal di atas dapat diambil 2 pola pikir masyarakat kita. Yang pertama adalah pola pikir yang mencari aman dan cenderung sulit untuk diajak maju, mereka berpikir bahwa kenapa harus susah-susah melakukan suatu hal yang belum tentu hasilnya, dan akhirnya mereka lebih memilih untuk bekerja di pabrik atau perusahaaan. Sebenarnya pola pikir seperti ini menurut saya adalah pola pikir yang sudah terjadi sejak dulu, dimana mental setiap orang itu adalah mental pekerja, bukan mental menciptakan lapangan pekerjaan. Dan jujur saja , sangat sulit untuk mengubah hal tersebut.  Karena sudah melekat pada diri setiap orang. Kemudian yang kedua adalah pola pikir yang berani mengambil risiko dan cenderung memiliki visi misi kedepan. Meskipun penuh resiko dan pendapatannya belum jelas orang dengan pola pikir seperti ini tetap berani untuk melangkah demi mewujudkan desa wisata yang sudah menjadi tujuannya. Hal ini memang beresiko namun jika sudah berhasil , banyak keuntungan yang akan didapatkan seperti pendapatan yang tinggi, mensejahterakan masyarakat sekitar, dan lain sebagainya.

          Kita bisa memilih pola pikir yang sesuai dengan kita, sesuai passion kita, dan sesuai tujuan kita. Kita juga bisa menggunakan kedua pola pikir tersebut pada situasi dan kondisi yang berbeda. Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline