Lihat ke Halaman Asli

Azzah Hanifah

Mahasiswa ambivert

Menyulut Bara Pemuda Pertanian

Diperbarui: 22 Mei 2019   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Soal Pangan adalah Soal Hidup Matinya Bangsa" -Bung Karno

Indonesiamemiliki tanah berkualitas subur dan luas. Dengan keadaan geografis, tak ayalada beraneka ragam hasil pertanian Indonesia. Pertanian bukan hanya dipandangdari segi hasil sawah atau lading, tetapi mencakup seluruh objek agraria yanglain.Ruang lingkup sumber objek agraria yaitu sumber-sumber agraria berupa tanah,perairan, hutan, bahan tambang dan udara. 

Tanah sebagai modal dalam kegiatan hortikultura,tanaman pangan, perkebunan dan peternakan, perairan sebagai modal utamaperikanan dan kelautan, dan kehutanan untuk mewujudkan kesatuan flora dan faunayang hidup. Bukan hanya itu saja, bahan tambang melipti tambang dan mineralbumi, serta udara yaitu ruang di atas bumi dan air. Maka dari itu, selayaknya sebagai warga denganpotensi agraris, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Agraria.

Menurut UUPA No.5/1960 menyatakan bahwa pengertianagraria secara luas meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya bahkan meliputi ruangangkasa.

Sudah dapat dipastika betapa kayanyabumi pertiwi kita ini, bukan? Secara logika, dengan asset agrarian yang begitumelimpah, sumber pendapatan petani pun akan mengalir deras. Realita menjungkirbalikan keadaan petani. Agraria ini masih tidak mampu mengubah nasib kehidupanmasyarakat petani. Petani selalu dianggap sebagai kasta terendah dalamperekonomian. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda harus menggeser cara pandangmengenai agraria dan petani.

Pemuda merupakan agen perubahan dalamsegala aspek kehidupan. Pemuda memiliki modal untuk menggerakan pertanian kearah lebih baik. Pendidikan, jejaring sosial, dan aksi kolektif merupakan modalawal regenerasi pertanian.

Konotasi negatif melekat pada identitaspetani. Petani dianggap miskin dan tidak berpendidikan. Stereotipe tersebutmenjadikan pemuda-pemudi bangsa Indonesia, menarik diri dalam bidang pertanian.Baik proses maupun hasil dari bidang pertanian tidak menjadikan untuk masa depan.

Padahal, selama ini kita memiliki kekayaan melimpah namun ketika para pemuda takturut andil dalam mengelola, siapa yang akan meneruskan pertanian bangsa?Sedangkan, kebutuhan akan pangan akan terus meningkat dengan seiringmeningkatnya populasi bangsa Indonesia. Salah satu solusinya yaitu, pemudaandil dalam bidang pertanian.

Untuk mendorong pemuda dalam pertanian,bukanlah hal mudah namun bukan berarti tidak mungkin. Beberapa hal yang perludilakukan yaitu :

1.Pendidikan Ilmu Pertanian di PerguruanTinggi

Pendidikanadalah cara termudah sosialisasi kepada mahasiswa untuk mendapatkan ilmu-ilmu mengenai pertanian.Mahasiswa merupakan masyarakat berpendidikan, dengan diberikannya ilmu pertaniandiharapkan dapat memberikan perubahan dalam inovasi bidang pertanian,setidaknya menggeser cara pandang mengenai petani dan kekayaan agraria Indonesia.Bahwa, sebagai mahasiswa pun bisa menjadi petani berdasi yang mampu menginovasipertanian dan mengatasi kebijakan pertanian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline