Aku berdiri di sini, menanti mentari bersinar. Wajahku taklagi bersuar melihat semangatmu yang tak pernah berhenti berkobar.
Engkau hadir bersama terbitnya mentari. Namun tak terbenam mengikutinya. Hati kami terus berkobar mengenang engkau walau telah tiada.
Dalam berdiri aku merasakan buncahan energi. Mengalir deras dari kepala hingga kaki. Entah apakah bisa tuk pertahankan negeri ini. Layaknya juangmu yang tak takut mati.
Walau berat beban di Pundak. Kami kan terus bergerak. Tidak menyia-nyiakan mereka yang tergeletak.
Semangat mu telah menginspirasi kami para generasi. Perjuanganmu tidak berhenti. Kami para pejuang milenial terus bergerak melebihi kolonial.
Pahlawanku, Pahlawan kita semua, perjuangan mu menjadi pahala biarlah kami terus melawan, sekali layar terkembang perjuangan kami tak terbayar.
Teladanmu menjadi inspirasi. Semangatmu menumbuhkan motivasi. Melawan keegoisan diri. Mengalahkan keangkuhan pribadi.
Mendahulukan kepentingan bersama, Mengutamakan kebersamaan semua, Berjalan bersama meraih cita. Bergandeng tangan menggapai asa.
Puisi Bersama oleh; Rudy Gunawan, Erwin Wilar, Yohannes Supriyanto, Agus Lee, Arham Halwin Rani, Miguel Dharmadjie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H