Dalam dunia akuntansi, kalian pasti sudah tidak asing dengan IFRS dan PSAK. Keduanya merupakan contoh standar akuntansi yang kerap dijadikan pedoman di Indonesia.
Standar Akuntansi sendiri merupakan standar atau landasan baku mengenai praktik akuntansi yang mengatur proses pembuatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan di suatu negara.
Standar akuntansi dibuat dengan beberapa tujuan, seperti penyeragaman laporan keuangan, membantu akuntan dalam menyusun laporan keuangan, serta mempermudah para stakeholders untuk memahami dan membandingkan berbagai laporan keuangan yang berbeda.
IFRS merupakan contoh standar akuntansi yang digunakan secara internasional. IFRS digunakan sejak tahun 2005 menggantikan International Accounting Standards (IAS) yang sudah ada sejak tahun 1973. Standar IFRS disusun oleh International Accounting Standards Board (IASB).
Sebagai sebuah standar akuntansi internasional, IFRS memiliki berbagai kelebihan, yaitu meningkatkan transparansi informasi dan menjadi sebuah sistem harmonisasi yang memudahkan komparasi antar perusahaan di dunia. Akan tetapi, IFRS juga memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, Implementasi IFRS memerlukan biaya yang tidak sedikit, seperti biaya pelatihan dan pendidikan. Selain itu, IFRS juga dinilai tidak terlalu detail apabila dibandingkan dengan GAAP yang merupakan standar keuangan di Amerika.
Hal tersebut karena sebagai sebuah standar internasional yang dapat diaplikasikan di seluruh negara, IFRS perlu mengakomodasi berbagai hal sehingga tidak bisa menjadi terlalu detail.
Di Indonesia sendiri, standar akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Perkembangan SAK di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1973 dengan diterbitkannya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Terdapat dua jenis SAK, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Keduanya diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).
Walaupun demikian, SAK Indonesia dapat terbilang baru dalam mengadopsi IFRS. Indonesia baru mengadopsi standar akuntansi IFRS sejak tahun 2012. Akan tetapi, adopsi itu hanya bersifat sebagian.