Lihat ke Halaman Asli

Des prières pour Paris

Diperbarui: 14 November 2015   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

November 14th, 2015. A tragedy in Paris.

 

Pagi ini seluruh warga dunia dikejutkan oleh peristiwa pemboman di Paris, Perancis. Pertanyaan utamanya adalah, kenapa harus Paris? Dan siapakah dalang dari pengeboman ini? Well, maybe the universe is still hiding it in a box. Paris, yang terkenal dengan simbol liberté, égalité, fraternité ini kerap menjadi sasaran pengeboman. Jika anda masih ingat akan kejadian charlie hebdo beberapa waktu lalu, sekarang teroris menyerang stadion Stade de France, membunuh, menyerang orang yang tak bersalah.

How can this happen? Banyak orang berspekulasi ini adalah ulah ISIS, Amerika dan banyak hal lainnya. Menurut saya pribadi sebagai orang awam, siapapun bisa melakukan hal ini, tanpa terkecuali. Untuk anda yang langsung mengultimatum ISIS dan menyangka warga Muslim yang melakukannya, mungkin ada harus membuka mata dan pikiran anda untuk melihat dunia lebih luas lagi. Begitupun dengan anda yang mengultimatum bahwa ini adalah ulah antek Barat. Dengan zaman yang bergerak secara dinamis dan  manusia yang semakin tidak memperdulikan HAM, everyone could do this thing. Jika anda mengambil hal ini dari sudut pandang agama, bagaimana bisa agama yang bertujuan membangun dan mengajarkan kedamaian justru membuat kehancuran untuk para umatNya? Jika anda melihatnya dari sudut pandang ras, apakah ada kemungkinan untuk genosida? Jika anda melihatnya dari sudut pandang politik, pemimpin siapa yang harus disingkirkan untuk pertama kalinya?

We can't blame something just by viewing things on one perspective. It's all about humanity. Manusia, sepintar apapun dirinya, sehebat apapun dirinya, kalau memang dia berpikir untuk berbuat kejahatan, dia akan melakukannya. When there's a will, there's away. Semua hal yang terjadi di dunia ini, menurut kacamata saya, tergantung pada dirinya sendiri. Jika terbukti satu oknum bersalah atas kejadian yang mengakibatkan kematian sejumlah orang, maka orang itu yang harus kita hadapi. Bukan rasnya. Bukan agamanya. Semua orang ingin hidup bahagia, hanya saja ada orang tertentu yang senang melihat orang lain tersiksa, entah untuk memuaskan egonya atau sekedar mendapatkan materi.

Don't judge a religion or race. Religion is teaching us how to live in peace. Race tells us that diversity, uniqueness, differences among us is something that shows our beauty. 

Be kind, always.

 

 

,syx

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline