Lihat ke Halaman Asli

SOVI MARIYANA

Guru SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan CGP-Indahnya Pembelajaran Berdiferensiasi

Diperbarui: 11 September 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat mengenal tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya sadar, bahkan mungkin guru-guru lain diluar sana. Tanpa saya sadari, tanpa kita sadari, selama ini kadang melakukan pembelajaran berdiferensiasi meski tidak terstruktur dengan jelas, karena bertindaknya spontanitas, hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan murid yang membutuhkan penanganan lebih dari guru, atau memberi kebebasan kepada mereka mengerjakan tugas dimana mereka sukai dalam lingkungan sekolah. 

Akan tetapi itu juga tidak terstruktur dan terencana dengan matang dalam rencana pembelajaran, hanya untuk memberi suasana yang lebih menyenangkan dengan mengadopsi dari pembelajaran kontekstual. 

Selain itu itu, lewat sebuah video pembelajaran yang saya tonton saat webinar pendidikan tentang IKM, saya terinspirasi pengalaman seorang guru yang memberi tugas dengan memanfaatkan media sosial atau aplikasi video yang saat ini banyak digemari murid-murid. 

Dari sharing pengalaman itu , saya pernah memberi tugas kepada anak dengan memanfaatkan hobi dan tehnologi tersebut untuk membuat tugas pembelajaran sesuai dengan minat dan kreasi mereka. Semua dilakukan dengan spontan, tidak terstruktur sehingga pelaksanaannya pun kurang sempurna.

Maka dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi, bagi saya, akan memberikan arah yang jelas dalam proses pembelajaran, mulai dari kurikulum, tujuan pembelajaran yang jelas, alur kegiatan pembelajaran, penilaian, maupun jenis produk yang akan dihasilkan. Semua terangkum dalam RPP atau modul ajar yang saya susun sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 

Melalui RPP tersebut, saya dapat memasukkan semua dalam rencana pembelajaran secara terstruktur dan tepat. Dan jika ada yang kurang dalam RPP, bisa ditambahkan sebagai catatan untuk pengembangan pembelajaran selanjutnya. Tentunya dengan tetap memperhatikan beberapa hal, seperti kesiapan belajar anak, minta, dan profil belajar murid.

Penting kiranya guru memperhatikan ketiga hal tersebut ketika menyusun rencana pembelajaran dan dalam pelaksanaannya dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran, anak benar-benar terlibat secara keseluruhan sesuai kemampuan mereka, mereka akan menikmati proses suasana belajar merdeka sebagaimana pemikiran KHD.

 Namun ada hal yang belum saya pahami, yaitu tentang penekanan saat pembelajaran berdifrensiasi, apakah akan lebih menonjolkan segi konten, proses, maupun produk. 

Penekanan yang dimaksud tersebut apakah kita akan membuat materi semenarik mungkin dengan menggunakan beragam media pembelajaran sebagai pendukung untuk membantu murid memahami pelajaran (segi konten) ataukah kita akan mendesain proses pembelajaran dengan melibatkan secara penuh partisipasi murid dalam pembelajaran.

Misalnya ketika proses mencangkok, maka dalam proses pembelajaran, murid langsung praktek mencangkok sesuai materi dan arahan guru (segi konten) ataukan bagaimanapun prosesnya, yang terpenting produk atau hasil karya atau hasil tugas dari siswa (segi produk). Dari ketiganya tersebut apakah kita pilih salah satu dengan mengabaikan yang lain ataukan memilih ketiga-tiganya.

Saat memperaktekkan pembelajaran berpihak pada murid, satu hal yang saya baru tahu, memang banyak sisi positif yang bisa didapat murid. Murid lebih semangat dalam bekerja, murid lebih paham materi dan jangkauan ingatannya lebih lama, karena mereka memahami  materi melalui pengalaman, serta saya bisa tahu secara langsung, minat dan ketrampilan siswa, kerjasama atau kreatifitasnya dengan mellihat cara kerja siswa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline