Lihat ke Halaman Asli

souty syahrani

Mahasiswi Universitas Andalas

Nilai-Nilai yang Terkandung dari Tradisi Makan Bajamba Khas Minangkabau

Diperbarui: 19 Mei 2021   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukittinggikota.go.id

       Makan Bajamba atau yang juga dikenal dengan sebutan makan barapak adalah tradisi makan bersama oleh masyarakat Minangkabau yang telah eksis sejak lama. Dipercaya bahwa tradisi ini berasal dari Koto Gadang, kabupaten Agam, Sumatera Barat, serta diperkirakan berkembang sejak Islam masuk ke Minangkabau, yakni sekitar abad ke-7. Maka dari itu adab dalam tradisi ini sangatlah kental dengan ajaran Islam, terutama berpegang teguh dari hadist Nabi. Tradisi makan Bajamba sendiri biasanya diselenggarakan saat perayaan hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya.

    

    Tradisi makan Bajamba dapat diikuti oleh jumlah orang yang tak terbatas, mulai dari puluhan hingga ribuan orang. Kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang berjumlahkan sekitar 3 sampai 7 orang. Setiap anggota kelompok akan duduk melingkar dan makan bersama dari satu dulang yang telah disediakan, yang di dalamnya terdapat sejumlah piring yang ditumpuk berisikan nasi dan berbagai macam lauk. Lauk pauk yang disajikan pun tentunya adalah masakan-masakan khas Sumatra Barat, seperti rendang daging, gulai ayam, asam padeh daging, terong balado, dan lauk lainnya. Bukan hanya sekadar makan bersama, namun sebelum menyantap hidangan, masyarakat Minangkabau biasanya mengawali dengan pembacaan Al-Qur'an dan berbalas pantun. Ritual ini tak pernah dilupakan dalam tradisi Bajamba sebagai ucapan syukur dan untuk mempererat kebersamaan.

(Hidangan Makanan dalam tradisi makan Bajamba)

       Tradisi makan Bajamba ini memiliki tata cara dan adab khusus, yang membuatnya unik dan berbeda. Tata cara dan adabnya yakni, selalu mendahulukan yang tua untuk makan, lalu saat makan, nasi di ambil sesuap saja dengan sedikit lauk dengan tangan kanan, sebagaimana berdasarkan hadist nabi. Kemudian nasi dimasukkan ke mulut dengan cara dilempar dalam jarak yang dekat, dan tangan kiri harus telah ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan tercecernya nasi. Jika ada nasi yang tercecer di tangan kiri, harus dipindahkan ke tangan kanan lalu dimasukkan ke mulut dengan cara yang sama. Posisi duduk saat makan juga harus tegap atau tidak membungkuk, dimana dilakukan dengan cara bersimpuh (basimpuah) bagi perempuan dan bersila (baselo) bagi laki-laki. Kemudian makanan yang disediakan wajib dihabiskan tanpa ada sisa. Lalu saat telah selesai, mendahulukan yang lebih tua untuk mencuci tangan dan dilakukan secara serentak.

(Tata cara makan dalam tradisi makan Bajamba) Tribunnews.com

   

Maka berdasarkan adab dan tata cara dalam melaksanakan tradisi makan Bajamba ini, kita dapat mengambil nilai-nilai, diantaranya yakni:

1. Nilai Kebersamaan

   Pastinya makna nilai yang terkandung dari tradisi ini ialah nilai kebersamaan, karena mampu mendorong rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai kebersamaan, masyarakat pun dapat bersosialisasi, bersilaturahmi dan berkumpul tanpa memandang kedudukan, derajat, status, ataupun gender. Dengan demikian kehidupan bermasyarakat pun dapat berjalan dengan aman, damai dan tenteram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline