Lihat ke Halaman Asli

Damai di Hati Pasti Damai di Bumi

Diperbarui: 12 Januari 2018   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#HidupBerkecukupanSecukupNya

Entah siapa yang memulai menjadi agen pemasaran verbal yang menyatakan manusia dalam mejalani hidup  tidak ada pernah rasa puasnya.  Adapula yang memberikan sebuah motivasi dalam bentuk komunikasi  bahwa kesempatan menjalani hidup dengan sukses hanya 1 x seumur hidup. 

Sering pula kita mendengar lecutan kata kata motivasi agar kita berprestasi setinggi tingginya, jangan hanya puas dengan pencapaian prestasi yang sudah diraih, sehingga yang lahir adalah pecutan stimulasi terhadap setiap individu manusia meraih prestasi setinggi langit yang cenderung membuat mentalitas manusia  menjadi sangat Ambisius secara personal. 

Sehingga yang terpancarkan agar dapat  mencapai kesuksesan menjalani kehidupan,  maka manusia harus sangat berambisi setinggi langit agar kadar level sukses dapat setingkat langit pula. 

Hal situasi kondisi mentalitas tersebut akhirnya membuat manusia  tidak memiliki Rasa Cukup/Puas  dengan apa yang sudah dicapai atau dimiliki. 

Padahal mentalitas psikologis manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsu dunia adalah dengan dapat emngetahui sampai batas mana kesuksesan dalam hidup sudah tercapai dan sampai batas mana keberhasilan pencapaian kehidupan dapat di nikmati dengan optimal. 

Kondisi hal tersebut dapat diperoleh apabila manusia dapat mengendalikan Nafsu dunia akan hasrat material (harta, tahta/jabatan & wanita). Kemampuan mengendalikan si hawa dan si nafsu dunia dapat diperoleh apabila manusia dapat mensyukuri apa yang telah dijalani dalam kehidupan dengan apa yang telah dimiliki dan diperoleh, sehingga lahirlah Rasa Cukup dalam Pikiran, Hati & Jiwa. 

Di saat Pikiran, Hati dan Jiwa sudah dapat mensyukuri apa yang dimiliki dan dicapai serta menikmati anugerah hidup secukupnya maka yang lahir kemudian adalah kedamaian di hati dan di bumi. 

Jadi pada hakikatnya dengan hidup yang berkecukupan serta menikmati dan mensyukuri apa yang telah dimiliki dan dicapai dalam perjalanan hidup, serta mengHilangkan rasa Iri Hati yang melahirkan egoisme, maka atmosfir yang menaungi bumi kita yang muncul adalah langit kedamaian.

#IriHatiAwalKekacauan

Dalam kisah kitab - kitab suci Samawi, telah dikisahkan bahwa akar dari kejatuhan malaikat yang menjadi setan ke bumi adalah rasa iri hati. Iri Hati akan sesama mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi dasar pangkal pertikaian dan perselisihan serta konflik sepanjang zaman peradaban kehidupan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline