Lihat ke Halaman Asli

Semakin Berkembangnya Budaya "Gue ya Gue"

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salam hangat teman-teman Kompasianer!

Di akun baru ini, penulis akan fokus menulis tentang fenomena sosial, setelah di akun sebelumnya membahas perihal agama. Kali ini penulis ingin membahas tentang sebuah budaya bersikap yang sedang marak berkembang di Indonesia, yakni "Gue ya Gue", yang selanjutnya akan penulis singkat menjadi GYG.

APA ITU GYG?

GYG adalah sebuah cara bersikap di mana seseorang tidak memikirkan apapun dan siapapun selain dirinya dalam menjalani hidupnya. Untuk memperjelas, penulis akan memberikan contoh. Misalkan, A adalah seorang penganut GYG. Suatu hari, A akan menjalani sidang skripsi dan akan ditonton oleh hampir seluruh Dosen di kampusnya. Peraturan kampus mengharuskan A memakai pakaian formal, tetapi ketika datang, A hanya memakai kaos kutang dan celana dalam. Ketika seluruh Dosen mempertanyakan sikapnya, A menjawab, "Suka-suka saya dong! Badan punya saya, baju punya saya! Ngga suka ya jangan dilihat. Tutup mata aja sambil dengerin saya presentasi!"

Mengapa menurut penulis sikap A tidak tepat? Tentu saja karena A telah melanggar beberapa norma. Yang pertama adalah norma akademik, karena A datang ke sidang skripsi dengan tidak memakai pakaian yang telah ditetapkan dalam peraturan kampus. Yang kedua adalah norma kesusilaan, juga atas sikap yang sama.

Apakah GYG 100% Salah?

Sikap GYG tidaklah sepenuhnya salah. Bahkan, sikap GYG diperlukan oleh setiap orang sebagai pendirian atau prinsip. Orang yang sama sekali tidak pernah bersikap GYG akan terlihat tidak berwibawa dan mudah digoyahkan pendiriannya. Bayangkan jika seorang Presiden adalah seorang tanpa pendirian, tentu ia akan mudah dihasut oleh rekan-rekannya untuk melakukan tindak korupsi.

Yang menjadi masalah saat ini adalah penyalahgunaan GYG yang kini menjadi alasan dari seseorang untuk berlaku semena-mena. Orang yang telah menyalahgunakan GYG akan menjadi keras kepala dan anti nasihat. Alasannya, "Gue ya Gue!"

Bagaimana Seharusnya Bersikap?

Sebenarnya setiap manusia memang memiliki kuasa atas dirinya sendiri untuk berpikir dan berbuat. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kita hidup di dunia yang sempit ini bersama-sama, termasuk dengan tumbuhan dan binatang, sehingga kita perlu bertoleransi dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar. Kita harus memikirkan matang-matang tentang dampak dari setiap perbuatan kita terhadap pihak selain diri kita sendiri. Jangan sampai perbuatan kita merugikan pihak lain.

Demikian pemikiran yang bisa penulis tuangkan kali ini, semoga bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline