Wika makin agresif mendekati Becky. Dengan berbagai alasan, ia selalu mengajak Becky makan siang bersama, ataupun meeting sampai lembur.
"Kamu tidak ingin cepat pulang ? Istrimu hamil, butuh perhatian loh..."
"Aku kan juga butuh perhatianmu Becky.... " Wika tersenyum lebar sambil menggoda Becky.
"Gila loe yah... Setelah sekian lama, kamu berubah banget, coba kalau kamu bukan klienku, pasti uda aku gampar...." sahut Becky galak. Tetapi di dalam hati, perasaan Becky begitu melambung. Mana pernah Rico menyanjungnya begitu.
" Aku antar pulang ya ? Aku lagi ada perlu ke arah rumahmu, sekalian aja daripada nungguin suamimu lama banget...." Wika menyentuh lengan Becky dengan lembut.
Becky menggeleng sambil menarik tangannya. Meskipun ingin, karena ia menikmati kebersamaan dengan Wika yang begitu mengerti perasaannya.
"No, thanks. Aku tungguin Rico aja. Udah biasa kok..."
Wika tidak berhasil membujuk Becky, sekeras apapun usahanya. Tetapi hal ini menambah kekagumannya pada Becky. Wanita yang berprinsip, sejak ia kenal dahulu di masa kuliah. Sampai akhirnya ia mencari istri yang mirip dengan Becky.
First love has never die...Dibesarkan di lingkungan keluarga yang memiliki latar belakang keras, membatasi pergaulannya dengan wanita, menyebabkan Wika tidak berani mendekati Becky. Apalagi ia tahu betul, Becky cukup dingin dan tidak berpikir tentang pacaran ketika kuliah dulu. Ia takut bila ia menyatakan perasaannya, Becky akan menjauh. Itu sudah terbukti pada beberapa teman yang nekad mengungkapkan isi hati pada Becky dan meminta hubungan lebih dari teman.
"Wik, kok melamun. Pulang, kasihan istrimu. " Becky menyadarkan Wika dari nostalgia masa lalunya.
"Itu Rico datang, Wik, mau aku kenalin suamiku ?"