Lihat ke Halaman Asli

Soufie Retorika

Penyuka seni, budaya Lahat

Keberagaman, Belajar dari Kota Kecil Tanjung Sakti

Diperbarui: 27 Mei 2022   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo by Mikael, Polisi yang berjaga menyalami Pastur

Hari ini langit biasa saja menghias Tanjung Sakti

Tak terlalu redup, tak terlalu menyengat

Keberagaman antar umat bisa kita belajar Dari Kota Kecil Tanjung Sakti

Keberagaman umat beragama Kecamatan Tanjung Sakti PUMI terletak di ujung perbatasan Kabupaten Lahat, Sumsel yang berbatasan dengan Manna, Bengkulu Selatan. Kecamatan kecil, merupakan daerah terpencil yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan keberagamaan umat beragama sejak jaman kolonial.

Gereja Santo Mikael di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, merupakan gereja tertua di Sumatera Bagian Selatan. Paroki Santo Mikael Tanjung Sakti merupakan cikal-bakal keuskupan Agung Palembang.

Pada tahun 1887, seorang misionaris Jesuit, P.J van Meurs SJ membuka sekolah bagi anak-anak pribumi Paseumah di  Tanjung Sakti, Paseumah Ulu Manna, Karasidenan Bengkulu Namanya kala itu.

Gereja bersejarah ini menyimpan banyak cerita sejarah, hingga jaman perjuangan masyarakat Paseumah melawan penjajahan Jepang pun memiliki andil tersendiri.

Pada perayaan Kenaikan Isa Al Masih, Kamis (26/5/2022) di Gereja Santo Mikael ini dibantu masyarakat sekitar dalam melancarkan kegiatan ibadah umat Katolik. Pihak kepolisian Polsek Tanjung Sakti diturunkan 3 personil untuk menjaga ibadah yang dilakukan sejak pukul 08.00 hingga pukul 09.00   menurut Mikael (57 tahun) warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline