Lihat ke Halaman Asli

Soufie Retorika

Penyuka seni, budaya Lahat

(Fiksi) Kisah Sarung Tajung dan Blongsong

Diperbarui: 14 Mei 2020   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sarung Tajung, koleksi pribadi

"Ucin......"
"Ucin....."

Ibu berteriak kencang memanggil.

Ups... Bocah kecil itu bersembunyi di balik gundukan pasir dan tersenyum-senyum nakal. Ibunya yang berteriak tak disahuti. Berbisik-bisik pada Refal teman sebayanya, bahwa jangan bersuara sebab ibu panik mencari Husain.

Ibu berpikir keras mencari anak lelakinya yang biasanya bermain di halaman, berlarian di atas bukit, atau meluncurkan sepeda lipatnya sambil berteriak-teriak kencang. Ibu biasanya hanya mengintip, mendengarkan celotehan anak itu bersama Refal teman sekolah yang sebaya dengan Husain.

Ibu yang berteriak memanggil biasanya usai Adzan Zhuhur, mengajak anak itu shalat atau menyuruhnya ke masjid. Tapi sejak wabah Covid 19 merebak dan mulai ditemukan beberapa kasus di kota ini, pihak desa, pihak masjid menjelaskan beberapa kebijakan dan syarat beribadah di masjid, atau di rumah saja. Ibu lebih memilih memerintahkan anaknya shalat di rumah saja.

Sebelum melarang anak seperti Husain untuk tidak main dan berkumpul, apalagi untuk sementara tidak ke masjid. Ibu harus mencari kalimat yang bijak dan tepat, anak itu sudah pandai berargumen. Tetapi, saat ini mengatakan pada Husain untuk beribadah dan bermain di rumah tidak lah sulit. Ibu berpikir mungkin di awal guru juga sudah memberitahu, kakak-kakaknya juga mungkin menyampaikan hal sama.

Namun, tak ada sahutan Husain membuat ibu separuh heran dan panik. Tak lama bapak yang keluar dari ruang tamu juga membantu mencari. Bapak juga memanggil anak itu.

"Husain ayolah shalat zhuhur!"

Suaranya tak begitu nyaring, tapi tegas dan cukup sekali, ternyata sahutan di seberang sana terkekeh riang, berhamburan lari dari gundukan pasir persembunyian. Berpamitan pada Refan, untuk permainan dilanjutkan sore hari. Menuju samping rumah berlarian mencuci tangan dan kaki, lalu ia berwudhu. Senyum khas menggoda memasuki rumah. Sebelumnya Husain mengambil sajadah dan sarung yang dijemurnya setiap pagi.iu menggelengkan kepala keheranan, dengan ulah bocah kecil ini.

"Pak, kamu panggil sekali saja ia menyahut dan menghampiri."
"Ibu berteriak ia malah bersembunyi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline