Lihat ke Halaman Asli

Nurul Hidayat

Sociologist and educator

Hari Pertama Sekolah 2020/2021

Diperbarui: 13 Juli 2020   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

solopos.com

Awal tahun ajaran baru 2020 - 2021 telah yakin untuk memberikan pembelajaran virtual lebih intensif dan serius ketimbang akhir tahun ajaran kemaren. Sekolah tidak lagi menunggu dan menunggu Gugus Tugas memberikan jawaban atas berakhirnya pandemi covid19 ini. Sektor pendidikan telah memasuki era baru dalam sistem pembelajaran setelah pandemi covid19. Cara pembelajaran kini kembali terfokus pada esensial kompetensi dasar yang sebelumnya di masa pandemi, hasil akhir pendidikan tidak ditarget sesuai kompetensi. 

Evaluasi sekolah-sekolah yang saya simpulkan dari hasil diskusi sambil lalu dan mengikuti MGMP. Bahwa orang tua sejatinya ingin kembali anaknya ke sekolah dan lebih lebih lagi anak murid yang sudah rindu dengan ekosistem sekolah, bermain dengan teman, dan beraktivitas di sekolah. Kerinduan ini, membuat hari pertama sekolah menjadi dinanti-nanti oleh mereka.

Beberapa sekolah sudah memberanikan tatap muka, walau bagi saya di hari pertama masih terkesan simbolis, karena setelah itu mereka akan tetap Belajar Dari Rumah. Alasan utama adalah untuk menenangkan hati orang tua pada hari pertama sekolah jika pembelajaran kedepannya tidak hanya "dropping" tugas semata.

Perbedaan yang sangat jelas bagaimana sekolah swasta mencoba keluar dari karantina pendidikan, mereka banyak di protes oleh orang tua, karena orang tua membayar sekolah untuk jasa mereka mendidik anaknya, sedangkan di masa pandemi kemaren sekolah tidak banyak melakukan aktivitas pembelajaran. Banyak kasus akhirnya guru dipotong gajinya atau hanya di postpone. 

Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) masih tetap berlangsung dengan cara virtual melalui aplikasi meeting, perkenalan antar teman, kakak kelas, dan guru berlangsung dengan jalur udara ini. Keterbatasan tetap ada, tapi tradisi penerimaan warga baru pendidikan tetap berlangsung.

Termasuk sekolah kami melaksanakan MPLS virtual dengan melibatkan siswa baru yang berjumlah hampir 100an dan ditambah panitia dan guru kurang lebih 120 yang join dalam aplikasi meeting ini. Acara bukan disetting seperti webinar, melainkan seperti "obrolan video call" antar teman dengan skala besar.

Kesan yang didapat oleh mereka siswa baru sangat menyenangkan karena bisa bertemu dengan teman baru, kakak kelas, dan guruya. Berbeda dengan cara webinar yang komunikasi satu arah membuat siswa bosan. Tetapi dalam kegiatan MPLS ini materi utama seperti penjelasan kurikulum, peraturan sekolah, dan lingkungan sekolah tetap kami berikan secara padat dan jelas.

Proses pembelajaran hari pertama sekolah kami menggunakan aplikasi google classroom yang telah lebih dahulu create oleh walikelas untuk generating link google meet permanen pada kelas mereka. Kemudian guru mata pelajaran join ke link google meet kelas tersebut. Siswa tetap stay at link google classroom mereka, hanya guru dan keluar masuk di link google meet mereka. Google meet permanen pada google classroom muncul di header kelas, sehingga memudahkan sistem pembelajaran seperti kelas konvensional. 

Akhir pembelajaran hari pertama secara overall berjalan baik dan mendapatkan response positif dari siswa dan murid.

Silahkan berkunjung ke situs sosiologi socioeducation by sosiolognrl

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline