Lihat ke Halaman Asli

semangat itu muncul dari 2 orang (oh salah) 3 orang bocah jalanan sore itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat itu waktu menunjukan pukul 3 lewat 48 menit di Jum’at sore. Disebuah bis berpenumpang 50 orang. Saya bersama seorang sahabat saya yang sedang asik berfacebookria dengan handphonenya itu duduk menunggu bis sampai di tempat tujuan selepas bekerja. Sahabat lama kelahiran Jakarta (betawi) itu sibuk memijat keypad handphonenya dengan tangannya yang memiliki setitik tanda lahir dijempol kirinya. hhehe. Cukup jenuh saat itu. Menunggu bis sampai tujuan diselingi sedikit percakapan bersama sahabat di samping saya. Saat bis sampai disuatu lampu merah tiba-tiba masuk dua orang anak kecil berpakaian lusuh dengan muka pucatnya. Salah satu dari mereka memakai jilbab putih penuh debu, baju sekolah dan celana pendek berdiri tepat di depan. Tanpa aba-aba yang jelas kedua orang anak kecil itu bernyanyi seadanya diiringi sebuah alat musik yang mereka kreasikan sendiri. Beberapa buah tutup botol digepengkan dan dipaku pada sebuah batang kayu kecil lalu yang satu lagi dibuat dari sebuah tempat minuman yang diisi beras dalamnya lalu ditutup menggunakan plastik. Ya, alat musik khas anak jalanan. “ Assalamualaikum” “Tak mampu aku menahan sakit hatiku niatmu kau madu beribu cara telah ku coba tapi apa daya ku tak kuasa kau menginginkannya… tak bisa jari-jariku terima dua cincin dari hatimu dari cintamu dan tak bisa perasaanku berbagi kasih dengan dirinya dari cintamu” Saya bersama sahabat saya sempat terkejut saat mereka menyanyikan lagu itu. Sepenggal lagu hello. Dua bocah lusuh dengan muka lugu yang terlihat jelas diwajahnya menyanyikan lagu yang artinya pun saya rasa mereka sendiri tidak mengetahuinya. Lalu untuk apa? Hanya sekedar recehan yang ia harapkan dari para penumpang bis disore itu. Setelah selesai mereka bernyanyi salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah plastik dan menyusuri satu per satu bangku penumpang dan berharap ada beberapa penumpang yang terhibur dan memberikan uang recehnya. Setelah selesai menyusuri bangku penumpang tak lama kemudian di pertigaan lampu merah berikutnya 3 orang bocah tadi turun tanpa melihat hasil yang mereka dapat dari mengamen tadi. Masuk ke bis yang berada tepat di depan lalu hilang ditengah kemacetan sore itu. Bayangkan, mereka yang seharusnya dirumah isi PR atau les fisika malah berada dijalanan dengan baju seragam yang masih menempel dibadannya. dengan muka lugu dan alat musiknya itu memasuki bis ke bis sekedar bernyanyi dan mengharapkan recehan. Singkat memang kejadian itu tapi 3 bocah itu berhasil menunjukan semangatnya di depan saya. Semangat yang sudah sangat lama tidak saya saksikan. Lho tunggu.. tunggu.. kenapa jadi 3 bocah?? Coba kita rewind pada saat mereka naik dan bernyanyi dan mencoba membayangkannya lagi. << rewind

“umatnic irad aynirid nagend hisak igabreb uknaasarep asib kat
nadumatnic irad umitah irad nicnic aud amiret ukiraj-irajasib kat
…aynnaknignignem uak

(ceritanya lagunya direwind) # stop Stop-stop. Ternyata saat dua orang bocah naik dari pintu depan ada satu bocah lagi kira-kira berumur 6 tahun, berkepala botak dengan sandal jepit berwarna biru ia duduk di bawah tepat di depan pintu naik dari pintu belakang. Tidak berperan memang. Bocah itu hanya memperhatikan yang saya perkirakan salah satu diantara bocah yang menyanyi itu adalah kakaknya. sulit dan tidak habis pikir saya membayangkannya. Melihat diri sendiri lalu membandingkan dengan semangat mereka menguatkan paradigma saya tentang semangat dan pembelajaran tentang hidup. Mengapa bekerja hanya beberapa jam dalam dalam 1 hari lalu berkeluh kesah? Mendapatkan pendapatan yang lumayan lalu merasa resah diakhirnya? Kembali melihat diri sendiri dan tertawa bahwa semangat mereka sesuatu pembelajaran terbesar dari seorang yang sederhana saat itu. Tuhan kembali mengingatkan saya bahwa bersyukur, tetap semangat dan tersenyum adalah hal terbaik dalam hidup ini. Kembali keperjalanan di bis tadi tak terasa saya sudah sampai ditujuan. Setelah berpamitan dengan sahabat saya yang masih asik dengan handphone itu saya turun bis lalu berjalan dengan seragam kerja yang dilapisi jaket hitam saya pun memasang headset untuk sekedar mengingat semangat 3 bocah tadi. Handphone cina dari orangtua melengkapi semuanya. Dengan lagu dari mr. big wild world menemani saya sore itu. Saya bertanya kembali pada diri saya. "Darimana semangat hari ini muncul?" Seakan hati ini menjawab : "Semangat itu muncul dari 2 orang (oh salah) 3 orang bocah jalanan sore itu. Dengan kedua tangan disaku celana saya berjalan lalu benyanyi sebait lagu mr. big. Oh baby baby it’s wild world… Masih bersemangat hari ini kawan? Ya! :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline