Lihat ke Halaman Asli

sopian Be

mari merangkul bukan memukul

Perpustakaan, Jendela Dunia

Diperbarui: 17 September 2019   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dizaman sekarang ini peminat "perpustakaan" nampaknya sudah mulai jauh dan berkurang, karena semua dipengaruhi oleh perkembangan teknoligi yang sangat canggih. 

Memang kita tidak bisa  menghindari dari kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini, hampir semua aktifitas yang kita lakukan tidak jauh-jauh bersentuhan dengan yang namanya teknologi.

Dulu anak-anak mengerjakan tugasnya selalu berhubungan dengan perpustakaan, setiap ada tugas yang diberikan semua berlomba-lomba keperpustakaan untuk mencari sumber yang akurat. 

Di perpustakaan juga diadakan mading-mading untuk menambah kreatipitas dan agar semuanya dapat berkarya. 

Tapi sekarang buku-buku yang ada diperpustakaan itu penuh dengan debu dan masih tetap utuh tersusun dengan rapi dan nampak tidak pernah tersentu oleh siapapun terkecuali petugas perpustakaan yang mengepakkan debu-debu yang menempel di buku itu.

Apa yang salah???

Sebenarnya tidak ada yang salah, namun pengawasan dan bimbingan kita yang mungkin kurang, sekarang anak-anak tingkat TK/RA pun terkadang sudah mulai diajari menggunakan teknoligi, padahal anak seusia mereka itu cenderung untuk mencontoh dan memperaktekkan apa yang mereka lihat. Masa-masa emasnya terkadang tidak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat untuknya dalam masa yang panjang. 

Tekadang sebetulnya jika penggunaan teknoligi itu tepat guna, maka semua akan membawa perubahan yang positif, namun apabila anak-anak yang masih labil yang belum tahu dengan pengaruhnya maka inilah yang tekadang akan membawa dampak negatif, baik dari perilaku, tutur bahasanya, sopan santunnya semua berubah karena pengaruh dari teknologi yang digunakan berlebihan, contohnya penggunaan hendphone.

Sampai seharian remaja-remaja bertahan dikamarnya hanya untuk bermain dengan hendphonenya, inilah yang membuat mereka kurang untu bergaul dengan teman sebayanya, terkadang berkumpuldengan teman-temannya pun hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing tan pa ada perkacakapn yang terjadi, jangankan untuk membaca buku bersuara saja mereka tidak.

Silakan kita menggunakan teknologi namun kita awasi remaja kita agar tidak terjerumus ke dalam dunia hitam yang akhirnya nanti, masa depan mereka la yang akan hancur. Apabila ini yang terjadi , bagai negeri ini kedepannya ??? kita semua yang bertanggung jawab untuk merubah negeri ini.

Peran kita semua untuk memulai kembali kegiatan giat membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline