oleh: Sopi Alfi Sahriatun
Pertama: Motivasi kerja merupakan salah satu elemen penting dalam psikologi kepemimpinan yang berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi. Secara etimologis, kata "motivasi" berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti "mengerahkan". Dalam konteks organisasi, motivasi mengacu pada dorongan atau rangsangan yang mendorong individu untuk bekerja secara efektif dan efisien. Motivasi ini berperan penting dalam meningkatkan kinerja, loyalitas, dan efisiensi karyawan, serta terbagi menjadi motivasi positif---yang memacu melalui penghargaan---dan motivasi negatif, yang cenderung melibatkan sanksi.
Kedua: Teori motivasi kerja membahas kebutuhan dasar manusia yang memengaruhi semangat kerja. Kebutuhan fisiologis, seperti sandang, pangan, dan papan, menjadi dasar utama. Setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi, individu mencari rasa aman, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis. Selain itu, manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk diakui oleh lingkungannya. Pengakuan ini tidak hanya memperkuat status individu, tetapi juga mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan yang berguna bagi organisasi dan masyarakat.
Ketiga: Untuk meningkatkan motivasi kerja, pemimpin dapat menerapkan beberapa strategi. Salah satunya adalah melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga mereka merasa dihargai. Komunikasi yang jelas mengenai tujuan organisasi dan tantangan yang ada juga penting agar karyawan memahami peran mereka. Selain itu, pengakuan atas prestasi, baik melalui penghargaan verbal, material, maupun promosi, dapat meningkatkan semangat kerja. Delegasi wewenang juga memberikan karyawan kebebasan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mereka. Pemimpin yang peka terhadap kebutuhan karyawan, baik profesional maupun personal, cenderung lebih berhasil dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif.
Keempat: Proses motivasi kerja dimulai dari kebutuhan yang belum terpenuhi, yang menciptakan ketegangan psikologis pada individu. Ketegangan ini mendorong karyawan untuk mengambil tindakan nyata guna memenuhi kebutuhan tersebut, seperti berusaha mencapai target atau meningkatkan kompetensi melalui pelatihan. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, individu akan merasakan pencapaian yang meningkatkan keseimbangan emosional dan psikologis mereka. Misalnya, pengakuan dari atasan atau pencapaian target dapat memberikan kepuasan dan mendorong semangat kerja lebih lanjut.
Natizah: motivasi kerja adalah kunci keberhasilan organisasi. Pemimpin yang memahami dan menerapkan teori serta strategi motivasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan karyawan. Dengan demikian, hubungan yang harmonis antara kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan organisasi secara jangka panjang.
Tulisan ini disarikan dari bahan ajar Mata Kuliah Psikologi Organisasi Pendidikan Part 10 Dosen Pengampu Prof. Rusdiana.
Sopi Alfi Sahriatun. Lahir di Tasikmalaya, tanggal 02 Agustus 2000, merupakan anak kedua pasangan Bapak Adeng, dengan Ibu Marhamah. Alamat Jl Paseh Rt 07/ Rw 01 Kec. Cihideung Kot. Tasikmalaya Kel. Tuguraja Prov. Jawa Barat. 082318158852. E-Mail: Sopialfisahriatuns@gmail.com
Pendidikan: Sekolah Dasar/SDN Nagrawangi.3 lulus tahun 2011, Sekolah Mengah Pertama/MTs Bahrul Ulum lulus tahun 2015, Sekolah Mengah Atas Nusantara Unggul Sukadiri lulus tahun 2019. Perguruan Tinggi Strata 1 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung lulus tahun 2023. Dan sekarang melanjutkan kuliah Program Pascasarjana di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan MPI, Lulus Tes Masuk UIN melalui Jalur Mandiri. Motivasi masuk ke UIN SGD jurusan MPI: Mengembangkan skill manajemen lembaga pendidikan Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H