Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Mencegah, Mengatasi, dan Peka terhadap Kekerasan

Diperbarui: 16 November 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

            Kekerasan merupakan tindakan melukai, membunuh, merusak, dan menghancurkan lingkungan, namun kekerasan tidak selalu terjadi secara kasat mata dalam bentuk penganiayaan atau pembunuhan seperti terjadinya tindakan kekerasan yang terjadi secara halus namun mematikan (Jurnal penelitian Reproduksi Kekerasan dalam Relasi Antara Mahasiswa Senior dan Mahasiswa Junior). Kekerasan yang dibahas dalam tulisan ini ialah bullying. Bullying biasanya berupa verbal dan non verbal. Verbal artinya fokus pada pernyataan kalimat yang menyakiti orang lain, sedangkan non verbal artinya fokus pada kekerasan fisik. Bullying dapat terjadi karena adanya hubungan antara pelaku dengan korban, seperti adanya kejadian yang membuat pelaku menjadi menyimpan dendam pada korban sehingga pelaku melakukan bullying disertai kekerasan fisik. Melihat sekarang ini dunia terlah diselimut oleh teknologi, maka bullying di dunia maya pun muncul yang disebut sebagai cyberbullying. Cyberbullying merupakan bullying yang terjadi ketika seseorang menggunakan media komunikasi berupa email, ponsel, pesan teks, pesan singkat, website pribadi, serta sosial media yang dapat digunakan untuk menyerang dan merugikan orang lain dengan sengaja secara berullang kali. Dengan adanya kekerasan bullying maka terdapat pula dampak negatifnya, korban bisa saja mengalami depresi dan timbul rasa kurang percaya diri dan lain sebagainya.

            Sabtu (29/10), telah dilaksanakan kebhinekaan tentang konflik kekerasan dalam kampus yang diselenggarakan oleh Tim Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka Universitas Jember. Kegiatan ini dilakukan secara offline di Auditorium lantai 5 LP3M Gedung Soedjarwo Universitas Jember yang dihadiri oleh 19 mahasiswa inbound, satu (1) Dosen Pembimbing Lapangan, satu (1) mentor, dan satu (1) Narasumber. Dengan tujuan meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap kekerasan yang terjadi di kehidupan sehari-hari terkhusus di kampus serta menanggulangi kekerasan dalam kampus, Tim Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka Universitas Jember mengundang Dosen Modul Nusantara  sebagai pembicara pada kegiatan kebhinekaan ini.

Gambar 1 Penyampaian materi secara offline

            Kegiatan kebhinekaan ini terdiri atas beberapa sesi, sesi pertama adalah membedah film pendek berjudul "Dua Detik". Dalam menganalisis film tersebut terlebih dahulu menonton film bersama. Kemudian dilanjutkan dengan sesi penyampaian resume/pesan kesan, diskusi dan tanya jawab seputar film yang telah ditayangkan. Lalu, menyampaikan cara pencegahan dampak kekerasan bullying dan yang terakhir ialah melakukan meditasi bersama.

            Penjelasan yang disampaikan oleh Narasumber secara garis besar membahas tentang pesan yang didapatkan dari film pendek, berbagi pengalam terkait kekerasan bullying, makna bullying, jenis bullying, dampak bullying, langkah mencegah dampak bullying, dan penanggulangan kekerasan dalam kampus. Berdasarkan film pendek yang ditayangkan, pelajaran yang didapat adalah hanya butuh dua detik untuk berkomentar di media sosial, namun dampaknya sangat luar biasa bagi orang-orang yang membaca komentar tersebut. Maka jangan gunakan waktu kalian untuk berkomentar yang tidak baik. Bagi teman-teman yang merasa menjadi korban Cyberbullying, cari pertolongan ke kerabat terdekat, karena tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri dan jangan menganggap kalian selalu sendirian.

dokpri

Gambar 2 Kebersamaan Narasumber dan Peserta dalam membedah film pendek berjudul Dua Detik

            Dengan penjelasan yang diberikan oleh Dosen Modul Nusantara yang sangat bermanfaat, bukan hanya bagi mahasiswa namun juga bagi dosen yang mengikuti kebhinekaan. Setelah kebhinekaan ini, para peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kekerasan, pentingnya mencegah, mengatasi, peka terhadap kekerasan, solidaritas, kreativitas, serta kepedualian satu sama lain. Selain itu, mampu menjelaskan bahkan berbagi pengalaman dengan orang lain yang berada di sekitar masing-masing peserta.

Penulis : Sophia Glory Odelin Siahaan

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline