Perkembangan modernisasi saat ini, televisi masih menjadi media utama dalam menyampaikan berita secara aktual. Meskipun sudah banyak media online, namun tidak dapat dipungkiri, masyarakat masih membutuhkan media konvensional sebagai informasi utama. Oleh sebab itu, masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi memadai mengenai suatu fenomena yang terjadi. Berdasarkan data dari Hasil Penelitian "Kepercayaan Publik Terhadap Media Pers Arus Utama Di Era Pandemi Covid Tahun 2021" menjelaskan kepercayaan masyarakat terhadap media televisi cukup tinggi.
Data tersebut menjelaskan peningkatan kepercayaan masyarakat pada TV di tahun 2019 dan tahun 2021. Pada Tahun 2019 sebesar 41,57% lebih rendah dibandingkan dengan presentase pada tahun 2021 yaitu 38,4%. Artinya, walaupun tidak naik secara signifikan hanya sebesar 3,17% akan tetapi televisi menjadi suatu media yang masih memiliki eksistensi dikalangan masyarakat. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa televisi pada saat ini merupakan salah satu media yang tidak dapat dipisahkan dari dinamika kehidupan manusia.
Berkaitan dengan kasus yang sedang diperbincangkan, televisi mempunyai peran penting dalam menentukan presepsi masyarakat. Seperti halnya kasus yang dimuat oleh Kompas TV merupakan salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia menaruh perhatian pada konten berita. Dari banyak kasus yang dimuat, kasus peleceham seksual akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat karena berada pada ranah pendidikan yang dimana seharusnya menjadi tempat paling aman untuk belajar. Melalui hal tersebut perhatian paling disoroti masyarakat saat ini adalah kasus pelecehan seksual oleh Oknum Guru Pesantren di Cibiru Bandung, Jawa Barat. Oknum berinisial HW berumur 36 Tahun melakukan tindakan pemerkosaan terhadap 12 orang santriwati yang berusia 12 hingga 17 tahun. Aksi tersebut telah berlangsung selama lima tahun dari tahun 2016 hingga 2021 menyebabkan traumatis berat yang dialami oleh korban dan melahirkan sembilan bayi dimana bayi tersebut juga dieksploitasi sebagai alat untuk meminta sumbangan. Kasus ini menjadi sorotan oleh Gubernur Jawa Barat dan mengecam pelaku pemerkosaan tersebut. Beliau menuturkan agar pelaku diusut dan diberi hukuman seberat-beratnya. Kasus ini sudah berjalan sejak Mei, namun baru dibuka ke publik pada sidang ke tujuh saat agenda pengakuan dari saksi. Pihak yang terlibat dalam penyelesaian kasus tersebut mengungkapkan alasan dibalik tidak di buka ke media adalah karena dikhawatirkan memberikan dampak lebih buruk dari sisi psikologis dan sosial korban. Selain itu, korban juga mendapatkan pendampingan psikologis dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut untuk pemulihan trauma yang dialami oleh para korban. Perjalanan kasus untuk saat ini masih dalam proses penentuan putusan dengan mendatangkan saksi-saksi. setelah kasus ini mencuat ke publik, masyarakat banyak yang memberi kecaman terhadap oknum tersebut.
Berdasarkan pengamatan pada kasus yang diangkat oleh Kompas TV tersebut, dapat dianalisis dengan menggunakan teori Stimulus Response. Pengertian dari teori tersebut dijelaskan sebagai efek aatau reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian dapat dipahmi adanya ketrkitan pesan yang disampaikan media dan reaksi audien. Menurut Muhammad Mufid (2010:22) menjelaskan prinsip teori stimulus respon memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan pada orang dalam kapasitasnya sebagai individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat. Konsep Teori Stimulus Respon terdapat 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan menurut Hovlan, Janis dan Kelley seperti yang dikutip dalam Mar'at (1981) antara lain :
- Pesan ( stimulus )
- Pesan atau message merupakan elemen penting dalam komunikasi. Sebab pesan merupakan pokok bahasan yang ingin disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi publik, pesan bernilai sangat besar. Karena inilah yang menjafi inti dari terjalinnya komunikasi. Tanpa adanya pesan maka kamunikasi baik antara komunikator dan komunikan tidak akan dapat berjalan.
- Komunikan : Perhatian, pengertian, penerimaan
- Komunikan merupan elemen yang akan menerima stimulus yang diberikan oleh komunikator. Sikap komunikan dalam menyikapi stimulus yang diteria akan berbeda-bea. Tergantung kepada masing-masing pribadi menyikapi bentuk stimulus tersebut.
- Efek (respon, R)
- Perubahan sikap Hosland, mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar.
Dengan demikian, teori RS adalah memberikan stimulus khusus berupa rangsangan melalui komunikasi yang baik agar dapat memberikan kualitas stimulus yang memiliki konsekuensi informasi mengenai kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya komunikasi stimulus respon diharapkan dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini sehingga efek atau respon yang tamoat dapat memberikan dorongan bagi berbagai pihak tertentu untuk berbenah dan kembali kepada tujuan awalnya. Titik penekanan teori ini yaitu mampu membuhkan motivasi, gairah kepada komunikan cepat menerima pesan dan selanjutnya terjadi perubahan sikap perilaku sehingga mempengaruhi keberlangsungan dalam berkomunikasi. Dalam teori Stimulus Respon aspek lain yang perlu diperhatikan juga adalah kepercayaan publik dalam hal ini adalah masyarakat. Menurut Solomon dan Flores (2003) menyatakan bahwa hubungan seseorang dengan orang lain memerlukan kepercayaan. Secara umum definisi kepercayaan berkenaan dengan adanya kepercayaan oleh pihak pertama (one party) kepada pihak kedua (another party) bahwa pihak kedua akan berperilaku yang menyebabkan mendatangkan hasil yang positif kepada pihak pertama. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori stimulus respon memfokuskan pada pemberian stimulus atau rangsangan kepada komunikan (masyarakat) sehingga menghasilkan respon yang dimana akan mempengaruhi perilaku masyarakat secara luas. Teori ini tidak dapat berjalan tanpa adanya kepercayaan dari publik.
Berkaitan dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya dapat di analisa menggunakan teori Hidjanto dan Andi (2011:69) dengan tiga elemen utama dari stimulus respon sebagai berikut :
- Stimulus (Pesan)
- Media Kompas TV memberikan berita terkait kasus pelecehan seksual di lingkup pendidikan yang berisi tentang Oknum Guru di pesantren yang melakukan tindakan pemerkosaan terhadap belasan santriwati hingga hamil dan mengalami trauma berat.
- Komunikan
- Masyarakat luas yang menerima berita tersebut dari Kompas TV menyikapi secara kritis.
- Respon
- Masyarakat menanggapi kasus ini secara kritis dan mengubah perilaku khususnya para orang tua agar lebih memberi perhatian kepada anaknya berupa lingkup pendidikan yang lebih selektif.
Menanggapi kasus ini masyarakat begitu mengecam perbuatan pelaku. Banyak sekali komentar dan opini yang mucul di berbagai sosial media setelah melihat beritan di televise. Banyak masyarakat juga memberikan saran terhadap pemerintah dan penegak hokum untuk mengusut kasus ini dengan cepat dan tepat. Masyarakat juga memberikan empati terhadap korban -- korban pelecehan seksual tersebut dengan memberikan komentar penyemangat di berbagai media sosial.
Demikian dapat disimpulkan bahwa keepercayaan masyarakat terhadap Kompas TV sebagai media pemberi informasi masih cukup tinggi. Terlihat dari respon masyarakat di kolom komentar kanal youtube Kompas TV dan artikel pendukung. Sehingga hal ini memberikan himbauan pada masyarakat untuk lebih berhati-hati. Meski demikian, dunia pendidikan harusnya mejadi wadah siswa untuk belajar dengan aman dan nyaman. Terjauh dari tindakan yang merugikan masa depan mereka.
Daftar Pustaka :