Lihat ke Halaman Asli

Erikson Wijaya

ASN Ditjen Pajak- Kementerian Keuangan. Awardee LPDP PK-160. A Graduate Student of Business Taxation at The University of Minnesota, USA (Fall 2020).

Hati-Hati! Begini Tanah Dapat Beralih Kepemilikan (1)

Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Perumnas

Tanah adalah aset tetap yang tidak dapat disusutkan. Ini dikarenakan nilainya yang terus naik dan ketersediaannya yang terus terkurang. Oleh sebab itu, banyak orang ingin sekali memiliki tanah dan yang sudah punya selalu berpikir untuk mempertahankannya, atau kalaupun dijual, hanya dengan harga yang tinggi.

Namun demikian, di antara kedua sisi tersebut selalu ada pihak-pihak yang begitu cerdik dalam memperoleh tanah tanpa harus membayar mahal. Sebab di saat yang sama, selalu ada pihak-pihak yang berkeinginan untuk menjadi kaya tanpa bersikap jeli dan kritis terlebih daulu.

Artikel singkat ini menguraikan beberapa modus/trik yang dilakukan pihak pencari tanah untuk dimiliki secara taktis. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum supaya lebih mawas dan siaga ketika tanah yang dimilikinya ditawar pihak lain dengan harga tinggi diiringi sejumlah iming-iming yang menggiurkan.

Angin surga bernama passive income dari saham kepemilikan

Kisah Pak Misnoh dan PT ABC

Sebut saja Pak Misnoh (nama fiktif belaka), beliau punya tanah di sebuah lokasi yang sangat strategis. Harga pasaran yang berlaku di tahun 20xx untuk tanah Pak Misnoh dengan ukuran 10 kavling besar (15 x20) mencapai Rp 40 miliar.

Di saat yang sama, PT ABC (nama PT ABC, by the way, sangat familiar dalam ingatan mahasiswa jurusan pajak atau akuntansi) yang dimiliki Pak Basroni (nama fiktif belaka) tengah merencanakan untuk membuat apartemen yang terintegrasi dengan sejumlah fasilitas pendukung semisal pusat perbelanjaan, rekreasi, dan ruang terbuka. Untuk itu, ia membutuhkan tanah yang luas.

Kebetulan, ia tahu soal tanah yang dimiliki Pak Misnoh. Demi hasrat berbisnisnya, Pak Basroni kemudian menemui Pak Misnoh dan menyatakan niatnya untuk membeli tanah Pak Misnoh dengan harga yang bahkan lebih tinggi hampir dua kali lipat lengkap dengan sejumlah rencana kerja sama dan bagi hasil.

Pak Misnoh, lantaran tanahnya ditawar begitu tinggi, tanpa menimbang lebih jauh, langsung menyetujui tawaran Pak Basroni. Dan sekilas terjadilah dialog berikut:

Pak Basroni: "Jadi Pak, Bapak punya tanah kami tawar Rp78 Miliar dan sebagai gantinya nanti tanah Bapak kami bayar berupa saham 30% dari apartemen yang nanti akan kita bangun diatasnya. Plus, setiap tahun Bapak dapat alokasi profit 30%. Ini kerja sama yang bagus buat asset strategis yang Bapak miliki!"

Pak Misnoh: "Wah beruntung sekali saya Pak. Sudah tanah saya dihargai tinggi, dapat saham 30%, setiap tahun dapat duit pula engga ngapa-ngapain di rumah aja. Cocok deh Pak, tapi kira-kira apa ada yang perlu saya bayar y Pak?"

Pak Basroni: "Bapak tidak perlu setor apa-apa, tinggal tunggu saja di rumah, insyaALLAH pekan depan ada staf saya namanya Jaelani (nama fiktif) yang bakal bawa semacam surat perjanjian atau kesepakatan baik antara kita ini Pak. Bapak cukup tanda tangan saja Pak, isinya sudah sesuai semua dengan obrolan kita hari ini. Saya bersyukur sekali bisa bertemu dengan Bapak"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline