Era modern sejatinnya tidak serta merta tentang pengembangan teknologi untuk membantu memudahkan dalam menjalani kegiatan sehari-hari, melainkan juga pengembangan dan pemajuan ilmu pengetahuan salah satunya tentang budaya permaian rakyat dan olahraga tradisional. Objek budaya yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi ini jangan sampai hilang ditelan waktu, sehigga perlu adanya pelestarian yang salah satu upayanya dapat dilakukan dengan pelaksanaan Festival Permainan Tradisional seperti yang diadakan oleh mahasiswa PKKM PJKR FIK UNNES bersama Komunitas Kampoeng Hompimpa Semarang.
Tim yang diketuai oleh Tegar dengan dibersamai oleh teman-teman Komunitas Hompimpa Semarang dan KPOTI Jawa Tengah, dengan bertempat di halaman kantor Gubernuran Jawa Tengah. Megusung tema Revitalisasi Permainan Tradisional sebagai Jejak Budaya untuk Generasi Masa Depan, berlangsung pada minnggu, 12 Desember 2024. Selama pelaksanaan semakin ramai karena diikuti oleh adek-adek Rumah Pintar Mekar Harapan, Sekayu. Peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti serangkaian kegiatan bermain permainan tradisional. Acara yang menjadi puncak dari program PKKM dan rangkaian selama satu tahun komunitas Hompimpa Semarang ini tidak hanya mengajak bermain bersama saja, melainkan juga memberikan edukasi melalui Workshop Permaian Rakyat & Olahraga Tradisional yanng dibawakan oleh Bapak Aji Tri Pamungkas selaku Sekretaris Umum KPOTI Jawa Tengah. Materi yang disampaikan berkaitan dengan budaya permainan rakyat & olahraga tradisioal yanng mejadi 2 dari 10 objek pemajuan kebudayaan sehingga mejadi bagian penting sebagai warisan yang tetap lestari dengan bentuk pengembangan sesuai zaman. Peserta Workshop dari mahasiswa-mahasiswa berbagai kampus di Semarang, ditambah orang tua atau masyarakat umum harapannya dapat menyerap informasi bahwa melalui permainan tradisionnal juga memiliki filosofi disetiap permainannya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi media edukasi yang berpengaruh besar dalam memberikan mafaat bagi tumbuh-kembang anak.
Anak-anak mulai dari usia dini hingga SD kelas atas saling bermain dan bersenang-senang bersama dengan berbagai permainan yang telah disediakan, ada ular tangga, egrang, lompat tali, bakiak, dakon, dan masih banyak permainan lainya. Sedari itu, juga ada lomba-lomba agar semakin seru dengan memberikan hadiah kepada kelompok yang berhasil memenangkan permainan. Walaupun diakhir kegiatan semua kelompok yang terdiri dari 3 mendapatkan hadiah semua, sehingga dengan begitu tidak ada yang merasa kecewa. Diakhir acara dilakukan foto bersama bagi semua yang terlibat dalam acara, hal ini sebagai bentuk dokumentasi atau memberikan catatan sejarah bahwa sampai tahun 2024 upaya dalam melestarikan melalui pelaksanaann kegiatan Festival Permainan Tradisional masih tetap ada. Hal ini juga berkat kerja keras dari panitia yang telah mempersiapkan, merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan acara hingga berlangsung dengan sukses. Walaupun sederhana, hanya terkesan bermain tetapi kegiatan ini memiliki nilai yang istimewa karena kegiatan bermaian salah satunya melalui permainan tradisional menjadi kebutuhan bagi anak-anak. Dan dengan suksesnya acara ini memberikan bukti bahwa kegiatan bermain yang diseriusin, bukan keseriusan yang dimain-mainin. #DolananYuk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H