Lihat ke Halaman Asli

Sony Sugiharto

Teman Bermain

Festival Dolanan 2024

Diperbarui: 23 Desember 2024   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Hompimpa Semarang

    

    Era modern sejatinnya tidak serta merta tentang pengembangan teknologi untuk membantu memudahkan dalam menjalani kegiatan sehari-hari, melainkan juga pengembangan dan pemajuan ilmu pengetahuan salah satunya tentang budaya permaian rakyat dan olahraga tradisional. Objek budaya yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi ini jangan sampai  hilang ditelan waktu, sehigga perlu adanya pelestarian yang salah satu upayanya dapat  dilakukan dengan pelaksanaan Festival Permainan Tradisional seperti yang diadakan oleh mahasiswa PKKM PJKR FIK UNNES bersama Komunitas Kampoeng Hompimpa Semarang.

     

Dokumen Hompimpa Semarang

     Tim yang diketuai oleh Tegar dengan dibersamai oleh teman-teman Komunitas Hompimpa Semarang dan KPOTI Jawa Tengah, dengan bertempat di halaman kantor Gubernuran Jawa Tengah.  Megusung tema Revitalisasi Permainan Tradisional sebagai Jejak Budaya untuk Generasi Masa Depan, berlangsung pada minnggu, 12 Desember 2024. Selama pelaksanaan semakin ramai karena diikuti oleh adek-adek Rumah Pintar Mekar Harapan, Sekayu. Peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti serangkaian kegiatan bermain permainan tradisional. Acara yang menjadi puncak dari  program PKKM dan rangkaian selama satu tahun  komunitas Hompimpa Semarang ini tidak hanya mengajak bermain bersama saja, melainkan juga memberikan edukasi melalui Workshop Permaian Rakyat & Olahraga Tradisional yanng dibawakan oleh Bapak Aji Tri Pamungkas selaku Sekretaris Umum KPOTI Jawa Tengah. Materi yang disampaikan berkaitan dengan budaya permainan rakyat & olahraga tradisioal yanng mejadi 2 dari 10 objek pemajuan kebudayaan sehingga mejadi bagian penting sebagai warisan yang tetap lestari dengan bentuk pengembangan sesuai zaman. Peserta Workshop dari mahasiswa-mahasiswa berbagai kampus di Semarang, ditambah orang tua atau masyarakat umum harapannya dapat menyerap informasi bahwa melalui permainan tradisionnal juga memiliki filosofi disetiap permainannya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi media edukasi yang  berpengaruh besar dalam  memberikan mafaat  bagi tumbuh-kembang anak.

Dokumen Hompimpa Semarang

     Anak-anak  mulai  dari  usia dini  hingga SD kelas atas saling bermain dan bersenang-senang  bersama dengan berbagai  permainan yang  telah disediakan, ada ular tangga,  egrang, lompat tali, bakiak, dakon,  dan  masih  banyak  permainan  lainya.  Sedari itu,  juga  ada lomba-lomba agar semakin seru dengan memberikan hadiah kepada kelompok yang berhasil  memenangkan permainan. Walaupun diakhir kegiatan semua kelompok yang terdiri dari 3  mendapatkan hadiah semua, sehingga  dengan begitu tidak ada  yang  merasa  kecewa.  Diakhir  acara  dilakukan  foto bersama  bagi   semua  yang  terlibat dalam acara,   hal   ini   sebagai  bentuk  dokumentasi atau memberikan catatan sejarah  bahwa sampai  tahun 2024 upaya dalam  melestarikan  melalui  pelaksanaann  kegiatan Festival  Permainan Tradisional masih tetap  ada.  Hal ini juga berkat kerja keras dari panitia yang telah mempersiapkan, merencanakan,  melaksanakan, dan menyelesaikan acara hingga berlangsung dengan sukses. Walaupun  sederhana, hanya terkesan bermain tetapi kegiatan ini memiliki nilai yang istimewa karena kegiatan  bermaian salah satunya  melalui permainan tradisional menjadi kebutuhan bagi anak-anak. Dan dengan suksesnya acara ini memberikan bukti bahwa kegiatan bermain yang diseriusin, bukan keseriusan yang dimain-mainin. #DolananYuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline