Partai Demokrat nampaknya tak pernah habis dengan kritik yang penuh intrik. Jika kemarin peluru nyasar mereka singgah dipelataran istana, kali ini serangan malah mengarah jauh ke Jawa Timur. Entah ada angin apa, perpindahan arah serang ini bergulir begitu cepat.
Bermula dari cuitan salah seorang kader partai demokrat bernama Rachland Nashidik (RD) yang mejelaskan perihal Museum di Pacitan dan Makam Gusdur di Tebu Ireng. Silang sengketa pun terjadi. Melalui akun twiternya, ia mencuit demikian :
"Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov---itu juga Cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?"
Cuitan diatas merupakan komentar atas pemberitaan kompas.com dengan judul berita "Makam Gusdur Dibuat Senyaman Mungkin".
Pada konteks ini, RN sepertinya ingin menjelaskan duduk perkara tentang pembangunan museum di Pacitan serta darimana sumber anggarannya diperoleh. Di sisi lain ia ingin membandingkan (compare) pembangunan Museum dengan Makam Gus Dur yang saat ini sedang dalam pembahasan.
Menindaklanjuti cuitan RD, Ibunda Allisa Wahid pun ikut nimbrung dengan komentarnya yang lumayan sedap.
"Bang @RachlandNashidik, makam Gusdur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun hormati ini. Dana negara tidak untuk makam tetapi untuk jalan raya, lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini"
Museum dan Makam merupakan dua bangunan yang memiliki nilai historitas. Ia menyimpan banyak kenangan serta nilai-nilai kehidupan dari masa lalu. Oleh karena itu, baik museum ataupun makam seharusnya bisa menjadi aset yang dikembangkan oleh negara.
Pendirian Museum SBY dan Galeri SBY-Ani datang dari inisiasi SBY itu sendiri. Tujuan berdirinya museum tentu untuk mengenang SBY sebagai tokoh kebanggan kabupaten Pacitan yang sempat menjadi presiden selama dua periode. Selain itu, museum ini juga disebut akan jadi narasi utama sejarah dan budaya Pacitan.
Diyakini, bila museum berdiri maka akan memantik geliat ekonomi warga. Museum akan menjadi destinasi wisata yang ada di Jawa Timur sehingga akan mengundang wisatawan lokal untuk datang sekaligus akan membuka lapangan kerja.