Isu kesehatan adalah momok yang paling mengkhawatirkan bukan hanya untuk individu, keluarga dan masyarakat. Namun juga bagi pemerintah. Sebagai negara dan bangsa, pemerintah memiliki tanggung jawab penuh dalam menjamin kesehatan warga negaranya. Sebab kesehatan adalah nodal dasar dari sebuah pembangunan dalam era kemajuan seperti saat ini.
Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemrintahan, telah memiliki rencana kerja khususnya pada bidang kesehatan. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, trend pembangunan kesehatan Indonesia saat ini lebih menyasar pada kegiatan preventif dan promotif.
Meskipun hal ini telah dilakukan, namun langkah tersebut dirasa belum cukup untuk terus mengawal pembangunan kesehatan. Sebagai otoritas tertinggi dalam pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan sebagai pelaksana tugas dalam visi ini sedang mengemban beban yang berat.
Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto yang merupakan suksesor dari pendahulunya dr. Nila F. Moeloek diyakini mampu menjadi penerus kerja-kerja tersebut. Dalam bidang pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah banyak bersinergi dengan lembaga terkait baik pusat maupun didaerah untuk sama-sama menjadi bagian tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Program unggulan ini diantaranya ialah Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan didaerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) atau yang dikenal dengan Nusantara Sehat. Hal ini diusung sebagai modal dasar penyelenggaran kesehatan yang berkeadilan. Keadilan yang dimaksud ialah agar daerah-daerah yang terluar, tertinggal dan terisolasi juga bisa turut serta merasakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, sistem jemput bola adalah hal yang tak bisa ditawar-rawar lagi.
Mengirimkan tenaga kesehatan didaerah-daerah yang masih kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) ini merupakan sebuah terobosan dan alternatif baru pemecahan masalah kesehatan yang terjadi seperti persalianan yang tidak ditolong nakes, imunisasi tidak lengkap, penanganan pasien jiwa, stunting, TBC dan masih banyak lagi.
Berjalannya Program Nusantara Sehat sebagai tangan panjang dan agent of change kementerian kesehatan didaerah dirasa telah banyak membantu masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dimana adanya angka penurunan Angka kematian Ibu dan Bayi, penurunan Angka Stunting dan Tingkat pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas yang dimana sejumlah Puskesmas telah diisi oleh semua jenis tenaga kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga ditunjukan dengan meningkatnya tingkat kunjungan masyarakat ke Puskesmas.
Namun dari sekian prestasi itu, pemerintah nyatanya masih terus mengawal pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Dalam sela-sela pertemuan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di Jakarta, Menkes menyampaikan empat pesan strategis kesehatan yang diterimanya dari Presiden Joko Widodo. Adapun 4 point tersebut yaitu penurunan angka Stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi, perbaikan pengelolaan Sistem JKN dan penguatan pelayanan kesehatan, serta obat dan alat kesehatan.
Strategi pengentasan permasalahan ini umumnya telah disiapkan dan dikerjakan telah lama. Namun tentu saja akselerasi dalam menyelesaikan 4 permasalahan ini bisa segera diatasi dan dikendalikan . Dalam pidatonya itu, saya menangkap satu kata kunci yang menjadi kunci kesuksesan tersebut. Menurut dr. Terawan, kolaborasi adalah point utama dalam menyeelesaikan permsalahan kesehatan yang dimaksud.
Nusantara sehat sebagai tenaga kesehatan yang dikirim kedaerah pelosok merupakan pilar dari ketercapaian pelaksanaan 4 masalah kesehatan tersebut. Sedangkan tugas Menteri dan jajarannya berada dalam level atas yaitu kolaborasi antar lembaga terkait.
Misalnya saja bagaimana Nusantara Sehat mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan melakukan kegiatan-kegiatan preventif dan promotif seperti pelaksanaan kelas ibu hamil, sweeping ibu hamil dan menjangkau desa desa yang belum dan kekurangan tenaga bidan.