Lihat ke Halaman Asli

Fergusoo

Wiraswasta

Dapur-dapur Itu Kini Menjadi Sepi

Diperbarui: 16 Januari 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto (Dekoruma.com)

Era globalisasi memang sangat mempercepat arus informasi dan distribusi. Hal hal yang didistribusikan beraneka ragam dan beraneka rupa. Hal-hal yang dulu tidak kita pikirkan sekarang telah menjadi hal-hal nyata yang mendobrak ruang ruang dinding alam pemikiran kita.

Dewasa ini, siapa sangka hanya dengan sentuhan jari, makanan yang kita ingin konsumsi datang dan memanjakan kita. Akibatnya kita menjadi mahluk konsumerisme yang tinggi. Semuanya serba digital. Mata kita dengan leluasanya menjajal barang, makanan maupun jasa.

Dampak ini tidak hanya berimbas pada matinya roda-roda ekonomi manual seperti satu dasawarsa terakhir ini. Kita malas  untuk bangkit mengambil remote tv, tidak mau lagi keluar gank untuk mendapatkan ojek dan dalam tulisan ini saya akan mengulas bagaimana dapur-dapur kini menjadi sepi dengan adanya jasa layanan antar makanan yang ada diaplikasi.

Melansir data dari Food Institute menyatakan bahwa kaum milenial adalah generasi yang paling jarang memasak. Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi?

Jawabannya adalah manusia milenial gemar akan hal hal yang sifatnya PRAKTIS, CEPAT DAN EFISIEN. Tiga hal ini berangkat dari pengalaman teman saya yang seorang generasi milenial. Saya secara langsung melakukan wawancara kepadanya. Namanya saya samarkan menjadi PANJUL.

Menurut pengakuannya, Panjul lebih sering memesan makanan melalui aplikasi online. Alasannya karena ADA PROMO. "Awalnya sih mau makan ke warung makan, eh tapi pas buka aplikasi sering ada promo sehingga saya mesannya melalui aplikasi aja bro".
Hal ini kemudian saya dalami dengan mengajukan pertanyaan bagaimana dengan hktung hitungan biaya memesan makanan lewat aplikasi?"

Sambungnya "kalau lagi gak promo biasanya harganya lebih mahal kisaran 5000 hingga 10 ribu rupiah. Tapi jika ada promo, potongannya bisa mencapai 5000 juga."

Bagaimana dengan memasak sendiri? Saya lihat kamu memiliki peralatan masak yang cukup. Ada kompor gas, belanga dan seperangkat alat dapur lainnya? Tanyaku!.

Ia melanjutkan, "jika saya memasak, saya pasti akan terlambat datang kekantor. Kemudian jam kerja saya juga sangat padat  sehingga membuaat saya enggan untuk memasak. Dari segi biaya juga, hampir sama keluarnya. Namun saya bisa menghemat waktu dan energi".

Dari hasil wawancara ini, alhasil kita bisa sama sama menemukan sebab musabab mengapa generasi milenial kini enggan untuk kedapur? Dapur dapur itu kini hanya menjadi pajangan dan hiasan ruang belakang rumah dan kos kosan. Tidak ada lagi bunyi wajan ketika pagi atau menjelang sore hari. Aroma rempah-rempah kini  sudah tidak tercium lagi. Meja meja makan kemudian menjadi sepi tanpa makanan tersaji diatasnya. Sampai kapan ini terjadi?

Salah satu  perusahan penyedia jasa layanan antar makanan, Go-Food mengalami peningkatan jumlah pesanan makanan melalui aplikasinya, Go-Jek. Pada tahun 2018 perusahaan ini telah berhasil mengantarkan 500 juta makanan dan minuman ke semua konsumennya. Menu didaftar makanan yang sering dipesan yaitu: ayam, nasi, mie, gorengan dan martabak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline