Lihat ke Halaman Asli

Sony Hartono

Seorang Pria Yang Hobi Menulis

[Menggugat] Balikpapan Sebagai Kota Ternyaman di Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413948907772956807

[caption id="attachment_368300" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut Plaza Balikpapan (Sumber: Dok. Pribadi)"][/caption]

"Wow, ternyata ada juga to mobil penyedot debu. Balikpapan kaya banget ya, jalanan pun disedot debunya." Itulah sekelumit kekaguman yang melintas di pikiran anak kecil saat melihat tayangan di TVRI pada dekade 90-an tentang profil kota-kota di Indonesia.

Tak kusangka kekagumanku akan Balikpapan pada masa kecilku itu, pada tahun 2012 membawaku untuk bertugas di kota ini. Ya, Balikpapan kota terbesar di Kalimantan yang notabene bukan ibukota provinsi terus menunjukkan geliatnya lima tahun terakhir ini.

Seperti halnya kota-kota besar lainnya, di Balikpapan juga terjadi kenaikan harga properti yang cukup signifikan. Harga-harga rumah di sini sudah mendekati harga-harga rumah di Jabodetabek. Kota yang terkenal dengan biaya hidup tinggi ini juga menjamur mal-mal baru lengkap dengan jaringan tenant-tenant nasional maupun internasional sebut saja Matahari, J.Co, Ranch Market, Electronic Solution, KFC, Pizza Hut, A&W, Starbucks, Levi's Store, Guess, Clarks, Urban Icon,sampai dengan Polo Ralph Lauren Store. Bahkan di kota yang penduduknya tidak sampai 1 juta jiwa ini dipuaskan oleh dua jaringan bioskop XXI dan satu Blitz Megaplex. Fasilitas pelayanan publik pun lengkap di sini seperti halnya RSUD, Rumah Sakit Pertamina, sampai dengan Rumah Sakit Siloam yang mengklaim punya Standar Internasional. Selain itu, Balikpapan juga mempunyai Gedung Kesenian yang megah dan sangat representatif untuk berbagai pagelaran seni.

[caption id="attachment_368303" align="alignleft" width="300" caption="Pantai Manggar (Sumber: Dok. Pribadi)"]

1413949105257813745

[/caption]

Urusan melepas penat pun cukup mudah menyalurkannya di Balikpapan ini. Mau ke pantai banyak pilihannya mulai dari Pantai Kemala di pusat kota yang menyuguhkan suasana mirip di Jimbaran bali, ataupun kalau ingin yang lebih alami di Pantai Manggar atau Lamaru di pinggiran kota dengan barisan Cemara Udang yang membuat nyaman sekali duduk di bawahnya sambil menikmati debur ombak. Kalau ingin menikmati suasana hutan bakau, Teluk Balikpapan menyajikan hutan bakau yang masih alami. Adapula Hutan Lindung Sungai Wain dimana kita bisa menikmati suaasana hutan mulai tipe Hutan Bakau, Hutan Rawa sampai dengan Hutan Dipterocarpa dengan berbagai spesies endemik yang ada di dalamnya termasuk Bekantan ataupun berbagai macam jenis Primata. Adapula Hutan Kota Balikpapan terutama yang terdapat di Kawasan Pertamina juga menyajikan potret kecil profil hutan kota yang terawat dengan baik dan cukup alami yang jelas memberikan kesejukan di tengah-tengah panasnya udara Balikpapan.

[caption id="attachment_368305" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Lamaru dengan Cemara Udangnya (Sumber: Dok. Pribadi)"]

1413949287119596249

[/caption]

Infrastruktur yang ada di Balikpapan tergolong maju untuk sekelas kota-kota di Kalimantan. Yang cukup mencolok adalah keberadaan Bandara Sepinggan yang baru saja selesai direnovasi dan menjadi Bandara terbesar di Kawasan Indonesia Bagian Timur. Bandara ini juga mudah diakses oleh warga Balikpapan dan sekitarnya, hanya sekitar 5 -10 menit saja dari pusat kota. Kemacetan juga jarang terjadi di kota ini, paling-paling cuma kemacetan di sekitar Traffic Light. Kota ini terlihat cukup teratur dan bersih, sehingga cukup nyaman untuk ditinggali. Puncaknya pada tahun 2014 ini Balikpapan mendapatkan anugerah sebagai Kota ternyaman di Indonesia dari Ikatan Ahli Perencana Indonesia menggeser Yogyakarta yang sudah beberapa tahun memegang predikat tersebut.

[caption id="attachment_368304" align="alignright" width="300" caption="Pantai Lamaru (Sumber: Dok. Pribadi)"]

14139492081093015638

[/caption]

Namun predikat Kota Ternyaman di Indonesia itu banyak yang mempertanyakan, persoalannya masih ada dua masalah pelik yang belum terpecahkan sampai hari ini di Balikpapan, Air dan Listrik. Ok, sekarang ini pemadaman listrik memang sudah semakin berkurang, berbeda jauh dengan beberapa tahun yang lalu, namun frekuensinya jelas masih lebih banyak daripada kejadian mati listrik di Pulau Jawa. Yang lagi Hot menjadi topik perbincangan di Balikpapan dua minggu terakhir ini adalah masalah Air.

Air jelas merupakan kebutuhan paling penting, kalau tidak ada listrik manusia masih bisa hidup, tapi kalau tidak ada air, ya siap-siap saja hidup di akherat. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, saat ini kemarau  'panjang' sedang terjadi di Balikpapan. Normalnya, musim kemarau di Balikpapan paling lama sekitar 2 minggu, sudah langsung hujan. Bisa dikatakan di Balikpapan ini antara musim hujan dengan musim kemarau tidak jelas perbedaannya, sangat berbeda dengan di jawa yang perbedaannya sangat mencolok. Nah, pada tahun ini ternyata Balikpapan tidak diguyur hujan dalam tempo kurang lebih sebulan, jadilah waduk Manggar sebagai sumber bahan baku air minum PDAM berkurang drastis volumenya sehingga penggiliran distribusi air PDAM terpaksa dilakukan mulai 13 Oktober sampai dengan 31 Oktober mendatang. Untuk wilayah tempat tinggalku mendapat giliran 4 hari mati dan 3 hari hidup aliran airnya dalam seminggu. Itupun airnya yang mengalir kondisinya masih keruh, tapi nggak masalah lah kalau untuk sekedar kegiatan MCK, daripada tidak ada air sama sekali hayo....! Untungnya kosku hanya berkisar sekitar 50 meter dari kantor, jadilah selama empat hari mati itu jelas urusan mandi aku terpaksa harus ke kantor, untungnya kantor punya sumur bor sendiri.

[caption id="attachment_368306" align="alignleft" width="300" caption="Tandon Air di Rumah Teman (Sumber: Dok. Pribadi)"]

1413949450568837249

[/caption]

Ngomong-ngomong membuat sumur bor di Balikpapan ini gampang-gampang susah, tapi kalau mahal itu pasti. Kontur wilayah Balikpapan sebagian besar terdiri dari area bekas rawa dan perbukitan. Jika ngebor di daerah bekas rawa seringkali air yang didapat keruh meskipun sudah kedalaman puluhan meter. Di daerah perbukitan potensinya lebih besar untuk mendapatkan air yang lebih jernih, namun kedalamannya jelas harus lebih dalam daripada di daerah bekas rawa. Teman-teman di kantor banyak yang berencana untuk membuat sumur bor, namun ketika tahu harga membuatnya nilainya mencapai angka belasan juta dan tidak ada jaminan untuk mendapat air yang bersih, mereka jadi mengurungkan niatnya. Apalagi kemarin salah satu teman di kantor yang punya usaha Guest House ditawari untuk membuat sumur bor dengan biaya 35juta. Wow, angka yang fantastis, itu mau buat sumur atau ngebor minyak???

Kondisi yang terjadi di Balikpapan saat ini sangat ironis dengan predikat kota ternyaman di Indonesia. Air tangki yang dijual pun harganya melonjak cukup tajam, itupun ketersediaannya sudah jauh berkurang. Sampai dengan penjual air isi ulang sudah banyak yang kehabisan stok air dan menutup usahanya. Salah satu warung langgananku juga menyediakan kobokan yang ternyata dari air galon, karena air PDAM mati.  Setiap hari di sini yang diperbincangkan adalah air. Ketemu teman kantor yang dibicarakan air sudah nyala belum, di warung  juga demikian, sampai-sampai tukang ojek yang yang kunaiki pun bercerita tentang kawannya yang mempunyai sumur bor dan menjual airnya dalam tangki-tangki di demo warga sekitarnya karena dituding sumurnya menyebabkan kekeringan di sumur-sumur warga.

Menurut teman-teman di sini, dulu sekitar sepuluh tahun yang lalu di Balikpapan juga pernah terjadi kondisi seperti ini dan pernah ada rencana membangun jaringan pipa menuju Sungai Mahakam di wilayah Kutai Kartanegara sebagai bahan baku air PDAM disamping dari Waduk Manggar. Namun entah mengapa, rencana itu dibatalkan dan pipa-pipa yang sebagian sudah terpasang akhirnya dicabut kembali.

Masalah air memang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Konflik horisontal bisa saja terjadi karena masalah air dan benih-benihnya sudah mulai kelihatan saat ini. Oleh karena itu, dengan disandangnya predikat Kota Balikpapan sebagai Kota Ternyaman di Indonesia tahun 2014 seharusnya mampu memacu semangat pemerintah kota Balikpapan untuk segera mengatasi berbagai permasalahan rutin yang terjadi di, utamanya masalah Air. Harus ada program jangka panjang untuk mengatasi masalah air ini, tidak hanya solusi jangka pendek seperti sekarang ini. Kita tidak tahu perubahan iklim dan musim pada tahun-tahun mendatang akan lebih ekstrim atau tidak mengingat laju kerusakan lahan dan hutan serta pencemaran udara yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Waduk Manggar saat ini jelas tidak bisa hanya sendirian sebagai sumber bahan baku air PDAM. Balikpapan yang makin menggeliat semakin hari membutuhkan pasokan air yang semakin banyak. Mungkin saja ide memasang pipa ke sungai mahakam perlu dihidupkan lagi, atau ide lainnya yang sekiranya mampu untuk mengamankan sumber bahan baku air PDAM dalam jangka panjang.

Bagaimana kita bisa hidup nyaman, kalau setiap hari kita masih direpotkan dengan urusan air? Tinggal di Kota Ternyaman di Indonesia ternyata bukan jaminan kita bakal hidup nyaman di dalamnya. Ayo Pemkot Balikpapan, jadikan Balikpapan Kota yang nyaman untuk bekerja, berwisata, dan tentunya untuk tinggal sebagai bagian dari untuk mengamankan sumber bahan baku air PDAM masyarakatnya.

Maju Terus Balikpapan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline