Lihat ke Halaman Asli

Bangsa Turunan ke-8

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Adalah seorang preisiden yang lebaynya minta ampun. Setiap kali ceramah atau pidato, dirinya selalu menyabut bahwa negaranya adalah negara kaya dengan berlimpahnya sumber daya alam yang tidak akan habis dimakan tujuh turunan.
Di persidangan Internasional, dirinya selalu koar-koar bahwa tingkat masyarakat bangsanya sudah luar biasa, bahkan saat sebuah institusi keuangan dunia mulai keok lantaran duitnya habis, dengan menepuk dada di preisiden langsung memberi garansi untuk pinjaman modal yang sangat fantastis.
Ketika ditanya mengapa berani memberikan pinjaman, si preisiden langsung berbicara panjang lebar dan selalu ditutup dengan kata : Kekayaan Bangsa dan Negeri kami tidak akan habis dimakan tujuh turunan.

Karena di setiap event dan forum, si Preisiden selalu menutup retorika dan pidatonya dg kata : Kekayaan yang tak habis untuk tujuh turunan, awak media pun mulai merasa ada yang perlu dipertegas dari semua statementnya.
Maka dalam sebuah konferensi pers usai pidato di Markas Besar BBB, seorang wartawan pok ame-ame bertanya,
"Eh, I'm sorry Mr. presedin. Andha menyebhut bhahwa negharha Andha kayha rrayya dhan shelhalhu menhuthyupnya dhengan khatta thak habhish thujhuh thurunan. Tapi mengapha rhakyath neghara andha mashih bhanyak yhang misykhin?

Mendapat pertanyaan ini, si preisiden sempat tercenung dan diam beberapa saat, sebelum akhirnya dengan mantab dan percaya diri seraya senyum simpul dia menjawab,

"eh, mr, rooth. negara kami memang kaya raya dimana kekayaan itu tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tapi mengapa rakyat negeri kami banyak yang miskin dan sengsara, sebetulnya itu masalah nasib saja. Ya, karena kami semua adalah keturunan yang ke-8!"

Wartawan : "WHAT!....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline