Dear pembaca Kompasiana, kali ini Bung Arson akan mencoba mengupas sekelumit permasalahan yang terjadi di sepakbola Nasional. Namun, tidak semuanya akan Bung Arson bahas disini, hanya satu topik pembicaraan yang mungkin membuat pecinta sepakbola tanah air, sangat penasaran.
Penasaran mengenai hal apa?
Paceklik gelar yang begitu lama dirasakan oleh Timnas Indonesia di level senior dan Sea Games. Terakhir Timnas Indonesia mendapatkan gelar mayor pada tahun 1991, ketika berhasil meraih medali emas di Sea Games 1991 Manila, Filipina.
Berarti jika dihitung-hitung, sudah sangat lama pecinta sepakbola tanah air merasakan puasa gelar juara, yaitu selama 31 tahun.
Lalu apa hubungannya mandeknya prestasi Timnas Indonesia dengan tragedi sepakbola gajah di Piala Tiger 1998?
Mulai dari sinilah, Bung Arson akan mencoba membahasnya dan mencoba membuka mata semua pihak, agar lebih peduli dengan tragedi Sepakbola Gajah di Piala Tiger 1998, karena ini merupakan "aib" Sepakbola Nasional di ajang Internasional yang tak kan mungkin hilang.
Ibaratnya tindakan dengan sengaja melakukan sepakbola gajah merupakan dosa besar dalam sepakbola, itu berarti sebuah tim menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tertentu. Nah, di pertandingan penyisihan grup terakhir Piala Tiger 1998, Timnas Indonesia saat itu menghalalkan segala cara dengan sengaja mengalah dari Thailand, dengan skor 2-3. Demi menghindari tuan rumah Vietnam.
Sehingga Skuad Garuda lebih memilih bertemu dengan Singapura di babak semifinal Piala Tiger 1998. Memang sih, saat itu Timnas Indonesia dan Thailand sama-sama berusaha menghindar dari Vietnam, karena saat itu Vietnam terindakasi sering diuntungkan wasit dan teror dukungan suporter Vietnam yang sangat fanatik kepada tim tamu, serta saat itu permainan Vietnam sedang on fire di Piala Tiger 1998.
Tidak hanya mengalah dengan skor 2-3, tetapi ada keanehan yang terjadi sepanjang 90 menit yang diperlihatkan oleh Timnas Indonesia dan Thailand. Kedua tim seperti sedang melakukan sesi latihan, laga di atas lapangan tidak menggambarkan sama sekali sebuah pertandingan resmi.
Puncaknya, di masa injury time, Mursyid Effendi sengaja melakukan gol bunuh diri ke gawang Hendro Kartiko, dan lucunya saat itu Yusuf Ekodono malah melampiaskan kegembiraannya dengan melakukan tepuk tangan.