Lihat ke Halaman Asli

Ari Sony

TERVERIFIKASI

Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Kisah "Last Minute" Eng Hian, yang Akhirnya Bisa Dampingi Greysia/Apriyani dan Berbuah Emas

Diperbarui: 20 Agustus 2021   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Greysia/Apriyani merayakan keberhasilan menuju final Olimpiade Tokyo 2020, bersama pelatihnya Eng Hian (Dok. NOC Indonesia/via kompas.com)

Dibalik keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas sektor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020, ada pelatih bertangan dingin yang berhasil merubah ketidakmungkinan menjadi sebuah hal yang bisa terjadi.

Eng Hian, merupakan sosok pelatih yang mampu mengubah sektor ganda putri yang tidak diperhitungkan oleh PBSI, Kemenpora, NOC Indonesia, bahkan saya yakin Badminton lovers Indonesia juga tidak akan pernah memikirkan jika Greysia/Apriyani dapat membawa pulang medali emas.

Namun, sosok Eng Hian berhasil memotivasi dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari pasangan ganda putri Greysia/Apriyani untuk terus tampil meledak dan mengejutkan di Olimpiade Tokyo 2020.

Fakta menarik baru saja terungkap, bahwa sejatinya Eng Hian tidak masuk dalam daftar tim ofisial yang akan mendampingi Greysia/Apriyani bertanding di Olimpiade Tokyo 2020. Fakta mengejutkan ini, disampaikan oleh Eng Hian saat acara pemberian penghargaan secara daring, Kamis 19 Agustus 2021.


Nama Eng Hian, baru masuk daftar empat hari jelang keberangkatan ke Jepang. Tentu hal ini sangat mengejutkan, andai saja Eng Hian benar gak jadi ikut berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020, entah bagaimana nasib Greysia/Apriyani bisa membawa pulang emas seperti sekarang.

Greysia/Apriyani pasti akan merasa nyaman, jika ia didampingi oleh pelatihnya sendiri, karena sudah kenal karakter pemain, hafal luar dalam dari sisi pemain dan pelatih. Akan berbeda hasilnya jika bahasanya, Greysia/Apriyani dititipkan ke pelatih lain selama bertanding di Olimpiade Tokyo 2020.

Sebagai contoh, anak kita sekolah di bangku SD katakanlah sekarang duduk di kelas 3. Biasanya setiap hari bisa kita antar jemput berangkat dan pulang sekolahnya. Kemudian, dalam seminggu kita tidak bisa melakukan tugas tersebut karena mobil/motor sedang diperbaiki.

Anak kita, kemudian kita titipkan ke tetangga yang sekolah anaknya sama dengan anak kita. Pasti selama perjalanan berangkat ataupun pulang anak kita, merasa tidak nyaman dan merasa canggung. Itu hanya cerita ilustrasi sedikit untuk menggambarkan sesuatu hal yang "dititipkan" rasanya gak nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline