Pergelaran SEA Games 2019 di Filipina telah usai, Kontingen Indonesia menempati peringkat ke-4 dengan raihan 72 medali emas.
Di peringkat ketiga ada Thailand dengan raihan 92 medali emas, disusul pada peringkat kedua ada Vietnam dengan 98 medali emas dan Juara umum diraih oleh tuan rumah Filipina dengan raihan 149 medali emas.
Kegagalan Kontingen Indonesia dalam meraih posisi runner up, seperti yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo dan kegagalan timnas garuda U-22 meraih medali emas di cabang olahraga sepakbola memberikan rasa "ambyar" di hati pecinta olahraga Tanah Air.
Cabang olahraga Bola Voli sebagai salah satu olahraga terpopuler di Indonesia, setelah sepakbola dan bulutangkis, berhasil meraih medali emas.
Di kategori Bola Voli Indoor Putra setelah menumbangkan Filipina dengan skor telak 3-0. Keberhasilan I Putu Randu dkk, meraih medali emas menjadi obat penawar luka atas kegagalan cabang olahraga sepakbola putra meraih medali emas. Walaupun rasanya berbeda, jika Timnas Garuda U-22 meraih medali emas rasanya pasti lebih puas.
Apapun itu, keberhasilan tim bola voli putra meraih medali emas putra patut kita syukuri, apalagi raihan medali emas ini mengakhiri dahaga puasa 10 tahun emas SEA Games.
Dalam prosesnya, tim asuhan Mister Li (sapaan untuk Li Qiujiang) dalam meraih medali emas SEA Games 2019 sangat mulus dan kejam.
Dari babak penyisihan hingga final, Rivan dkk tidak kehilangan satu set pun. Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Filipina (Filipina dihajar dua kali di babak penyisihan dan final).
Fans bola voli Indonesia pasti bertanya, di mana hilangnya negara Thailand? Yang selama ini mendominasi medali emas selama perhelatan SEA Games.
Secara mengejutkan, Thailand kalah dari tuan rumah Filipina di babak Semifinal. Sehingga Rivan dkk, tidak perlu bersusah payah untuk memerah keringat ketika berhadapan dengan Thailand.