Jika seorang anak, diberikan sebuah pertanyaan : "Nak, kamu ingin terlahir dengan keluarga kaya atau terlahir dengan keluarga biasa-biasa saja?".
Pasti anak tersebut akan menjawab, dengan jawaban seperti ini : "Aku ingin, terlahir di dalam keluarga yang kaya".
Kemudian anak tersebut melanjutkan jawabannya, "Karena kalau aku, terlahir di keluarga kaya, semua kebutuhanku akan tercukupi, aku akan dimanjakan oleh kedua orang tuaku, semua permintaanku pasti akan dituruti".
Kemudian, orang yang bertanya tersebut akan menanyakan lagi ke anak itu : "kenapa kamu tidak menginginkan lahir dari keluarga biasa-biasa saja?"
Anak itu kemudian memberikan jawaban, pertanyaan kedua: "kalau aku, terlahir dari keluarga biasa-biasa saja, orang tuaku pasti tidak bisa memenuhi apa yang aku inginkan"
Kemudian anak itu menambahkan lagi: "aku hanya, bisa melihat kesenangan yang dipamerkan oleh temanku yang jadi anak orang kaya."
Contoh percakapan tersebut, ditujukan kepada anak kecil yang biasanya iri jika melihat temannya mempunyai mainan bagus dan mahal, tetapi si anak kecil tadi hanya bisa melihat (melongo), karena tidak punya uang untuk membeli atau bahkan tidak mampu dibelikan orang tuanya.
Jika saat ini, pertanyaan lain diajukan kepada pecinta sepakbola Indonesia era 1990-an dan awal 2000-an, tentang tayangan gratis sepakbola eropa pada zaman itu. Pasti jawaban mereka akan seragam, seperti menyanyikan lagu paduan suara.
Semua penyanyi yang tergabung dalam regu koor, harus satu suara tidak boleh berbeda lirik lagunya. Jawaban pecinta sepakbola Indonesia era 1990-an dan awal 2000-an, akan lantang menjawab : "enak zaman biyen (dulu), nonton bal-balan (sepakbola) gratis, orak kangelan koyok saiki (tidak kesulitan seperti saat ini)".
Ya, zaman itu Indonesia merupakan surganya tayangan gratis liga-liga top eropa. Bagaimana tidak seperti berada di surga, dulu melihat tayangan liga sepakbola top eropa hadir di depan layar kaca, tanpa membayar uang sepeser pun alias gratis-tis.
Diawali dengan TVRI, yang dulunya menayangkan secara rutin liga Inggris masih dalam format divisi satu. Kemudian, RCTI muncul di awal 90-an sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, mengambil alih tayangan liga Inggris dari TVRI. Namun RCTI, dimata fans sepakbola Indonesia lebih familiar dengan tayangan liga Italia, walaupun dulu awalnya RCTI lebih dulu menayangkan liga Inggris.