Tiga pasangan ganda putra Indonesia Markus / Kevin, Hendra / Ahsan dan Fajar / Rian sedang dalam top performa. Dalam tiga turnamen badminton terakhir yang berada dalam kategori top level. Ketiganya dimenangkan oleh ganda putra Indonesia. Yang terbaru pasangan Fajri, julukan Fajar / Rian menjadi Juara Korea Open 2019 yang masuk dalam kategori super 500.
Sebelumnya turnamen Badminton China Open 2019 merupakan salah satu turnamen yang masuk dalam kategori super 1000 dimenangkan oleh The Minions julukan untuk pasangan Markus / Kevin. Yang lebih istimewa lagi pasangan ganda putra Indonesia menyapu bersih semua gelar juara ganda putra turnamen yang masuk dalam kategori super 1000. Diawali Hendra / Ahsan menjuarai All England 2019, kemudian Markus / Kevin menjuarai Indonesia Open.
Selain menjuarai turnamen super 1000, pasangan ganda putra Indonesia Hendra / Ahsan menjuarai Kejuaraan Dunia 2019 di Basel Swiss. Sepanjang Tahun 2019, pasangan ganda putra Indonesia tampil sangat istimewa dengan menjadi Juara ganda putra di kandang macan badminton Asia, yaitu di Korea, China dan Jepang, Untuk Jepang Open 2019 Markus / Kevin menjadi juara.
Keberhasilan pasangan ganda putra menjuarai sejumlah turnamen badminton bergengsi di level tertinggi tentunya menjadi modal untuk merebut kembali Piala Thomas 2020 yang akan diselenggarakan di Denmark. Prestasi terbaik tim Piala Thomas sejak juara di tahun 2002, yaitu menjadi runner up di tahun 2010 dan 2016.
Selain merebut kembali Piala Thomas yang sudah 18 tahun tidak kembali ke pangkuan ibu pertiwi, target lainnya yang tidak kalah penting yaitu mempertahankan medali emas Olimpiade. Medali emas pada olimpiade 2016 direbut oleh pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad / Lilyana Natsir.
Berbicara mengenai merebut kembali Piala Thomas, tahun 2020 merupakan momentum yang sangat tepat untuk kita merebut kembali dari tangan China (Juara Piala Thomas 2018). Berdasarkan rilis peringkat BWF per tanggal 1 Oktober 2019, pasangan ganda putra Indonesia mendominasi posisi 5 besar dengan menenempatkan 3 ganda putra, Markus / Kevin peringkat 1 dunia, Hendra / Ahsan peringkat 2 dunia dan Fajar / Rian peringkat 5 dunia. Sepanjang tahun 2019 ketiga ganda putra Indonesia terbilang konsisten, mengingat aturan baru BWF pemain papas atas dunia setidaknya harus mengikuti 12 turnamen dalam semusim. Untuk itu PBSI dan jajaran pelatih harus pintar-pintar mengatur peak performance pemain dan selektif dalam memilih turnamen yang harus diikuti.
Pada tahun 2020 PBSI dan jajaran pelatih harus menjaga performa ketiga ganda putra, agar ketika Piala Thomas 2020 sudah berlangsung pasangan ganda putra yang dimainkan oleh official tim dapat mengamankan 2 poin di setiap pertandingan beregu Piala Thomas. Mengingat Hendra / Ahsan bukan pemain pelatnas, maka PBSI tidak boleh membedakan perlakuan khusus kepada Hendra / Ahsan, karena menjadi pemain non pelatnas. Sebagai pemain profesional Hendra / Ahsan harus mengurus segala kebutuhan untuk mengikuti turnamen yang diikuti secara mandiri. Untuk menunjang keberhasilan Indonesia merebut kembali Piala Thomas, PBSI mulai dari sekarang wajib membantu memfasilitasi kebutuhan pasangan tersebut.
Setelah Indonesia dapat mengamankan poin penting di 2 nomor ganda putra, maka Indonesia harus bisa memaksimalkan potensi dari tunggal putra. Berdasarkan rilis peringkat BWF per tanggal 1 Oktober 2019, tunggal putra Jonatan Christie menempati peringkat 6 dunia, Anthony Sinisuka Ginting peringkat 8 dunia, Tommy Sugiarto peringkat 19 dunia dan Shesar Hiren Rhustavito peringkat 26 dunia. Tanpa mengecilkan peran pemain tunggal ketiga, tunggal putra pertama dan kedua yang akan berperan menjadi penentu.
Prestasi terbaru dari dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie menjadi runner up di Jepang Open dan Anthony Sinisuka Ginting menjadi runner up di China Open, dua pemain ini identik sama-sama dikalahkan oleh tunggal putra peringkat 1 dunia Kento Momota asal Jepang di partai final. Jangan sampai Indonesia memainkan partai kelima, karena ini menjadi titik lemah untuk tim Thomas Indonesia.
Saingan berat Indonesia tentunya datang dari Juara Bertahan China, kemudian Jepang dan Tuan Rumah Denmark. PR untuk PBSI adalah meratakan kekuatan tim Piala Thomas, jangan sampai tunggal ketiga menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh lawan Indonesia nantinya.
Untuk merebut kembali Piala Thomas, mulai sekarang PBSI dan Jajaran pelatih harus membentuk kerangka tim piala thomas, mulai dari pemain inti dan pemain cadangan dengan menetapkan komposisi 10 pemain inti dan 6 pemain cadangan, dan membuatkan program latihan yang lebih intens, merancang turnamen yang harus diikuti oleh pemain, serta program menjaga asupan gizi setiap pemain, tidak membedakan pemain pelatnas maupun pemain non pelatnas, membuat suasana tim selalu kondusif penuh dengan kebersamaan dan perlunya pendampingan psikologi jika diperlukan. Program-program ini harus dievaluasi setiap bulan, untuk melihat progres perkembangannya. Mengapa harus dimulai dari sekarang masa persiapannya, karena sudah 18 tahun sejak tahun 2002, kita menunggu untuk menjadi juara piala thomas, sehingga tidak ada salahnya jika PBSI mempersiapkan lebih awal. Agar target merebut kembali piala thomas dapat tercapai.