Harapan Indonesia untuk lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia semakin tipis, dua kekalahan di kandang sendiri melawan Malaysia dan Thailand menjadi penyebabnya. Peluang untuk lolos ke Piala Asia 2023 juga semakin berat, karena Kualifikasi Piala Asia 2023 disatukan dengan Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Syarat untuk menjaga asa ke Piala Asia 2023, Indonesia wajib menempati peringkat keempat untuk mengikuti babak Kualifikasi Piala Asia selanjutnya. Ini menjadi Pekerjaan rumah untuk pengurus PSSI, harus ada perubahan dan gebrakan nyata untuk menjadikan prestasi sepakbola unggul dan maju. Hasil yang didapat ini tentunya sangat mengecewakan publik sepakbola tanah air.
Banyak faktor yang harus diperbaiki, diantaranya Pembinaan Usia Dini yang masih terabaikan, Kompetisi yang selalu bermasalah dengan jadwal dan agenda Timnas, Suporter berulah disaat klub kesayangannya kalah, adanya kasus pengaturan skor liga 3 yang melibatkan pengurus PSSI, dan yang masih teringat dalam benak penulis, yaitu tragedi sepakbola gajah di ajang Piala Tiger 1998 di Vietnam. Dimana Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 2-3, dimana salah satu gol bunuh diri yang sengaja dicetak ke gawang sendiri. Ini merupakan dosa besar dalam sepakbola, sehingga berimbas sampai sekarang.
Setelah kejadian sepakbola gajah tersebut Indonesia belum pernah menjuarai ajang sepakbola senior. Ibarat dosa besar, maka cara membersihkan dosa tersebut dengan bertaubat. Maka yang perlu dilakukan oleh pengurus PSSI yaitu Instropeksi diri dan bersama-sama bertaubat mengakui kesalahan dimasa lalu walaupun tidak dilakukan oleh pengurus PSSI sekarang.
Ketua Umum PSSI periode 2020 - 2024, yang rencana akan terpilih di bulan November Tahun 2019, mempunyai tugas yang berat untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan Indonesia, sehingga Ketua Umum PSSI nantinya harus paham tentang kondisi sepakbola tanah air dan ilmu pengetahuan lainnya. Selama ini dalam mengurus sepakbola Ketua Umum PSSI ataupun pengurus PSSI tidak pernah melihat data.
Data sangat penting sebagai bahan evaluasi dan mengambil kebijakan. Salah satunya data potensi penduduk Indonesia, yang bisa dijadikan dasar dalam pengelolaan pembinaan sepakbola. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bonus demografi akan dinikmati oleh Indonesia pada tahun 2020 - 2035, Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara usia 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara. Dimana penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif, sehingga jika hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh PSSI akan menjadikan sepakbola Indonesia semakin maju.
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia sumber dari BPS, pada tahun 2020 proyeksi jumlah penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kelompok umur 5 - 9 tahun berjumlah 12.208.000 jiwa, kelompok umur 10 - 14 tahun berjumlah 11.942.300 jiwa dan kelompok umur 15 - 19 tahun berjumlah 11.465.400 jiwa. Sehingga total Penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki, berdasarkan kelompok umur 5 - 19 tahun tersebut berjumlah 35.615.700 jiwa.
Sebaran penduduk laki-laki kelompok umur 5 - 19 tahun di Pulau Sumatera berjumlah 8.491.100 jiwa, di Pulau Jawa berjumlah 18.767.000 jiwa, di Pulau Bali dan Nusa Tenggara berjumlah 2.165.600 jiwa, di Pulau Kalimantan berjumlah 2.282.800 jiwa, di Pulau Sulawesi berjumlah 2.788.200 jiwa dan Pulau Maluku dan Papua berjumlah 1.121.000 jiwa. Berdasarkan data dari BPS tersebut, SDM kita sangat melimpah.
Prestasi Timnas U-16 dan Timnas U-19 dikawasan regional masing-masing menjadi Juara Ketiga di Kompetisi AFF kelompok umur, walaupun hanya menjadi juara ketiga tetapi permainan atraktif dan semangat juang tinggi sudah mereka tunjukkan. Dan yang terbaru kelolosan Timnas U-16 ke Piala AFC U-16 2020 di Bahrain. Timnas U-16 lolos sebagai runner up terbaik, bermain dengan penuh determinasi dan semangat juang tinggi membuat Timnas U-16 China kewalahan saat menghadapi Timnas U-16, sehingga hal ini bisa merangsang anak usia dini untuk gemar bermain sepakbola. Bonus demografi Indonesia akan berakhir pada tahun 2036, sehingga mulai dari sekarang PSSI bisa mencanangkan target Indonesia lolos ke Piala Dunia tahun 2034, karena tahun 2034 momen yang tepat sebelum bonus demografi tersebut berakhir.
Solusi persepakbolaan Indonesia
Ketua Umum PSSI nantinya harus fokus dalam hal pembinaan pemain usia dini, kelompok umur 5 - 19 tahun tersebut nantinya yang akan menjadi tulang punggung pemain di Piala Dunia 2034. Karena pada tahun 2034 umur mereka akan berkisar antara 19 - 33 tahun, kombinasi umur tersebut sangat sesuai dalam era sepakbola modern saat ini. Terus bagaimana caranya agar penduduk laki-laki kelompok umur 5 - 19 tahun yang jumlahnya mencapai 35.615.700 jiwa tersebut, dapat tersaring menjadi 23 orang untuk menjadi pemain sepakbola andalan Indonesia di Piala Dunia 2034. tentunya ini yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi Ketua Umum PSSI periode 2020 sampai dengan saat Piala Dunia 2034 berlangsung.