Kita semua pasti memahami bahwa pendidikan seutuhnya bukan sekadar transfer of knowledge melainkan proses memanusiakan manusia. Proses yang menyeluruh sehingga manusia semakin mampu berperan sesuai kodratnya.
Manusia sesungguhnya memang bukan sekadar sebagai makhluk individu melainkan juga sebagai makhluk sosial. Keniscayaan ini membutuhkan saling berinteraksi antar individu manusia untuk saling melengkapi kehidupannya.
Pendikan merupakan sarana utama untuk menata peradaban masyarakat yang semakin kompleks ini. Tidak terbayangkan apa jadinya kehidupan kita apabila tanpa peran pendidikan. Sikap individualis dan egois mungkin akan sangat menguasai. Dalam hal ini pendidikan juga bisa menjadi penata rambu-rambu sikap kemanusiaan selain sebagai pemecah masalah.
Proses pendidikan yang lengkap sesungguhnya membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan dalam pengertian memimpin diri sendiri dan memimpin sesama dalam pencapaian kesejahteraan serta kemajuan. Saling asah, asih dan asuh. Saling mendidik dan saling memotivasi.
Pendidikan juga tak akan mungkin berlangsung tanpa terlibatnya keteladanan. Keteladanan dalam keberpihakan kepada yang lemah. Keteladanan dalam kesederhanaan, kerendahan hati dan ketulusan.
Pendidikan niscaya tidak akan berhasil apabila berlangsung dalam situasi emosi, pemaksaan kehendak dan keberingasan. Dan tentu saja pendidikan tidak akan terjadi dengan kebohongan, fitnah serta caci maki. Pendidikan membutuhkan situasi kepemimpinan yang saling memahami, menghormati dan tentu saja memanusiakan.
Selamat hari pendidikan nasional, ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan yang baik), ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan semangat), tut wuri handayani (dari belakang memberi dorongan). Merdeka!
***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 9:40 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H