Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

lecturer

[Cermin] Gara-gara Sebuah Mangga

Diperbarui: 18 November 2018   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: fasara

Sore hari pulang dari kuliah aku kendarai motor maticku dengan santai. Meski tempat kostku tidak begitu jauh dari kampus Politeknik dimana aku kuliah tetapi aku selalu membawa motor.

Kebiasaan burukku adalah menikmati musik dari smartphoneku melalui headset saat naik motor pulang pergi kampus. Tidak begitu kencang aku mengendarai motorku, tiba-tiba duuuukk, sebuah mangga gadung jatuh mengenai helmku, lalu melewati  antara kedua pahaku dan tertahan di pijakan kaki.

"Maaf mas nggak sengaja!" nyaring suara cewek melengkapi rasa kagetku.

Aku pun menepikan motorku lalu tengadah, astaga naga, seorang cewek cantik tomboy sedang nangkring di dahan pohon mangga sambil mencangklong tas kantong kain yang lumayan besar. Rupanya cewek ini sedang memanen hasil pohon mangganya. Niatku untuk marah-marah pun tertahan.

"Sorry banget, membuat mas terkejut." setelah turun dari pohon cewek itu menghampiriku seraya menyalami untuk mengulangi permintaan maafnya. Cewek mungil ini tampak sexy dengan t-shirt sederhana dan celana pendeknya.

"Ini manggamu" kuserahkan mangga gadung cukup besar yang tadi jatuh mengenai aku. Kutatap dia dengan terkesima. Musnah sudah niat marahku.

"He..he..he .. terima kasih. Oh ya, kenalin aku Nana, lengkapnya Ratna Suminar. Kamu kuliah di Politeknik situ ya?" dengan ramah dia memperkenalkan diri seraya tangannya menunjuk ke arah kampus yang memang terlihat dari rumahnya.

"Panggil saja aku Drian, Adrian Satriatama" kutanggapi perkenalannya dengan antusias. "Koq kamu tahu kalau aku kuliah di situ?"

"Lha ini seragam kuliah yang mas pakai serta badge yang menempel jelas ciri khas kampus itu." Terkesan berani cewek itu mencolek badge yang menempel di baju praktek kuliahku. Aku pun tertawa senang, Terlupa sudah kejadian sesaat kejatuhan mangga.

"Ehh kita koq hanya berdiri saja di sini, yuuuk kita ngobrol di teras." ajak Nana, seraya menuju ke teras rumahnya dan aku pun mengikuti. Sebuah rumah bangunan lama tetapi terawat dengan halaman yang luas dengan dua buah pohon mangga di depannya.

"Silahkan duduk. Santai saja." Nana mempersilahkan seraya menarik sebuah kursi. "Tunggu sebentar ya, aku ambil pisau, kita nikmati mangga-mangga manis ini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline