Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

lecturer

Sebuah Pengakuan

Diperbarui: 30 Oktober 2018   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Benjamin D. Laughlin

jika aku mampu mengulang putaran waktu
tak akan aku ijinkan engkau membuka hatiku
lalu engkau tahu benih-benih cinta yang kusimpan
betapa aku tiada pernah punya nyali tuk ungkapkan

berpuluh warsa hasrat itu kusembunyikan dalam
laksana tempayan emas yang terpendam kusam
pernah aku siapkan pasti untuk engkau tuangi
bening asmara yang akan membasuh dua hati

namun aku kehilangan jejak perjalanan waktu
bayang sahajamu tersaput awan kelabu perilaku
asaku terinjak langkah pongah palsu suara hati
terbenam lumpur padang pertempuran naluri

tersiram tirta tulusmu aku terjaga mimpi serasa
lalu aku engkau entaskan dari kubangan nelangsa
kau basuh aku dengan belai kekudusan nuranimu
hingga kita seakan tak lagi dua melainkan menyatu

perjalanan hidup memang kadang tiada mudah dilalui
senantiasa aku terlena dan sering tak mau memahami
setiap kali titian begitu licin engkau lewati dengan ragu
tiada pernah aku menjagamu agar tak terjatuh kelu

wajar jika engkau tiada lagi percaya ucap cinta kueja
karena bersamaku engkau nyaris tiada nikmati bahagia

***
Solo, Selasa, 30 Oktober 2018, 15:22
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline