Lihat ke Halaman Asli

Impian yang Tertunda

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

IMPIAN SEORANG HAMBA

Fajar tebit di balik antara dua gunung, memancarkan cahaya bernuansa alam yangpenuh akan kebesaran Allah Swt, di berikan untuk seluruh Mahluk hidup di dunia ini aku adalah seorang anak desa yang di lahirkan dan di besarkan oleh sepasang insan yang bernama Abd. Ramsah & Agustiani di dusun kecil , serta hamparan hijau dan petak-petak sawah menambah pesona alam yang sangat indah dan alami.

Saya adalah anak pertama dari lima bersaudara dahulunya aku adalah putra tunggal, namun pada tahun 2012 lahirlah putra kedua , di lihat dari latar belakangkehidupanku, saya adalah anak yang lahir di lingkungan penderitaan, karna mengapa ? karna keluargaku tergolong ekonomi menengah kebawah, pekerjaannya hanya bergantung pada hamparan laut luas dan kebun yang hijau

Dari usia dini saya hidup dengan di antara alat petani , selain itu saya selau di latih untuk bagaimana hidup di atas penderitaan , tapi semua itu saya tidak anggap sebagai penderitaandan aku jalani hidup ini dengan akan kebahagiaan dunia, walaupun saya terlahir dari keluarga yang sederhana tapi kami bahagia dan rukun

Kini aku tumbuh besar dan di antara gelombang kehidupan yang mengguncang lingkungan para remaja, saya melanjutkan pendidikanku di sekolah tinggi agama islam negeri (STAIN) Parepare jurusan dakwa dan komunikasi . Saya berharap bisa berhasil dan membahagiakan kedua orangtuaku serta keluarga besarku, dulunya aku ingin menjadi seorang pengembara lautan, dan sekolah di sekolah maritim namun terkandas di parepare, walau aku di parepare tapi impianku tak akan pudar, mungkin ini adalah petunjuk ataukah takdir seorang hamba yang lemah

Ya,,,, Allah semoga aku menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan Negaraselain itu, jadikanlah aku hamba yang sabar dan tabah atas segala rintangan hidup yang menghampiriku setiap saat dan selalu mengingatMu di manapun dan kapanpun itu,

Hidup ini adalah pilihan, apabila kita menikmati maka akan terasa indah, hidup ini Cuma sekalidan janganlah sia-siakan itu karna hari kemarin sudah berlalu, hari esok belum tiba, maka dari itu pergunakanlah hari ini sebaik mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline