Lihat ke Halaman Asli

Ketika Dunia Mencintai Indonesia - Sekelumit Kisah Mahasiswa dari 65 Negara di Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah Kita Merasa Bangga Terhadap Indonesia?

Ket. Photo 1: Bila Orang Asing saja bisa menjadi "Paling Indonesia", kita?. Photo by Sonny Hendrawan Saputra

Pasti telah kita sadari bersama, bahwa akhir-akhir kita semakin sering dibombardir oleh berita-berita negatif tentang Indonesia. Dari masalah kepercayaan terhadap pemerintahan, ketidakberdayaan ekonomi kaum lemah, semakin tingginya biaya pendidikan, dan masih banyak lagi. Harus kita akui, repetisi yang kita dengar dan lihat setiap hari memiliki potensi besar mempengaruhi kondisi psikologis kita dalam bentuk semakin melunturnya rasa bangga terhadap Indonesia. Tak asing lagi, kita mendengar orang-orang mengumpat tentang Indonesia, merasa tidak nyaman untuk hidup sehari-hari, atau kesulitan untuk berkembang. Meskipun pasti semua orang juga tahu bahwa Indonesia kaya dengan kekayaan alam dan budaya, namun rasa "marah" dan "penyesalan" terhadap Indonesia dengan berbagai sebab ceritanya semakin dominan dan memudarkan rasa kecintaan pada tanah air.

Bila kita mau berdiam diri sejenak dan merenungkan, betapa sayangnya bila kita tidak mempunyai rasa bangga terhadap Indonesia. Secara mental, orang yang memliki rasa bangga terhadap bangsanya sendiri, akan memiliki kehidupan yang lebih merdeka, semangat dalam bekerja dan mengembangkan diri. Itu semua karena mereka ikhlas melakukan segala sesuatu untuk bangsanya, mereka mempunyai target yang jelas yaitu hidup berkontribusi positif untuk negara. Namun memang, seperti yang dijelaskan diatas, sulit rasanya menumbuhkan rasa bangga yang sejati kepada Indonesia disaat ini. Tapi kita harus optimis dan kitalah yang bertanggung jawab membuat bangsa Indonesia lebih baik - bila tidak mau kecewa terus menerus. Satu lagi cara menumbuhkan rasa bangga terhadap Indonesia - kita memerlukan sebuah stimulus yang kuat yang benar-benar bisa menyadarkan kita untuk berkata "Ya Tuhan, Indonesia memang luar biasa dan kini kutahu betapa kagumnya aku terhadap Indonesia"...........dan saya mempunyai sebuah cerita yang saya harap bisa menjadi stimulan untuk membangkitkan rasa bangga itu kembali bagi para pembaca; ya, seperti yang sudah saya alami sendiri...berikut ini ceritanya.

Pesta Perpisahan Mahasiswa Darmasiswa dari 65 Negara - Sebuah Kejutan Manis dengan Rasa Pedas bagi Bangsa Indonesia

Ket. Photo 2: 500an Mahasiswa asing berjalan semangat sepanjang 1 km menuju "Pesta Budaya Indonesia". Photo by Sonny Hendrawan Saputra

Sore itu, Selasa 19 April 2011, sekitar 500 orang dari total 750 penerima beasiswa Darmasiswa beramai-ramai datang untuk menghadiri acara pembukaan Pesta Perpisahan Mahasiswa Darmasiswa yang akan dilangsungkan selama 2 hari. Mereka semuanya adalah mahasiswa asing dari 65 negara yang diantaranya berasal dari Australia; Benua Amerika: Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Kanada, Meksiko; Benua Asia: Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Singapura; Benua Afrika: Madagaskar, Afrika Selatan, Mali, Mesir; Benua Eropa: Italia, Prancis, Romania, Republik Ceko, Jerman.  Mereka semua tersebar di seluruh Indonesia di 45 universitas berbeda-beda baik negeri maupun swasta seperti Universitas Indonesia Jakarta, ISI Padang Panjang, Universitas Udayana Bali, Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat, Universitas Mulawarman Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Universitas Sebelas Maret Solo. Mereka mendapatkan beasiswa dari Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia selama 6 bulan dan 1 tahun untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia yang meliputi seni tari, seni kerajinan tangan, seni musik traditional (termasuk gamelan), seni pertunjukkan, seni ukir, seni teater, seni batik, seni karawitan, seni pedalangan, seni lukis, dan masih banyak lagi. Ada juga yang belajar bidang kuliner dan pariwisata Indonesia. "Wow, betapa antusiasnya mereka belajar segala macam tentang Indonesia".

Ket. Photo 3: Mahasiswa asing menikmati sambutan pertunjukan budaya Betawi yang sangat unik bagi mereka. Photo by Sonny Hendrawan Saputra

Pesta Perpisahan Mahasiswa Darmasiswa hari pertama dilaksankan di Universitas Nasional (UNAS), Pejaten Pasar Minggu Jakarta. Langsung setelah mereka turun dari rombongan bis yang berangkat dari Taman Mini Indonesia Indah, mereka harus berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju Universitas Nasional. Bukan sekedar berjalan kaki, mereka dihibur dengan hiburan khas Betawi yaitu ondel-ondel, tanjidor, dan silat betawi. Mereka diarak layaknya seorang artis. Masyarkat banyak yang tertegun dan berkata "wah rombongan bule banyak banget ini". Hiburan Betawi itu benar-benar bisa mengguncang suasana, bukan hanya sekedar dari keindahannya. Namun, itu juga sedikit menjadi tunas tumbuhnya lagi rasa bangga saya terhadap bangsa Indonesia. Dalam hati saya berkata "seru juga ya budaya Betawi, meriah banget". Kemudian saya benar-benar tertegun saat mahasiswa asing bisa tertawa lepas saat adegan silat Betawi yang menggunakan komedi khas Betawi lengkap dengan pantunnya. Mereka bisa menikmati dan mengapresiasi pertunjukkan itu yang semuanya disajikan dalam Bahasa Indonesia. Di awal acara saja, saya sudah mendapat sentilan batin:" orang asing saja bisa sebegitunya mengapresiasi dan memahami budaya Indonesa, lalu aku?, kita?"

Ket. Photo 4: Mahasiswa asing memasak, menyajikan, sekaligus menikmati hidangan kuliner khas Indonesia. Photo by Sonny Hendrawan Saputra

Dalam gegap gempita perjalananyang juga dimeriahkan suara petasan, kita juga disambut dengan keramahtamahan para abang none dengan baju khas Betawinya. Beramai-ramai mahasiswa asing berebutan berfoto dengan abang none tersebut. Tak lupa juga mereka berfoto dengan ondel-ondel, boneka raksasa khas Jakarta yang pastinya unik bagi mereka. Sungguh pemandangan dan pengalaman yang menyenangkan untuk diceritakan. Sesampainya di UNAS, mereka langsung melahap hidangan khas Indonesia yang disajikan secara prasmanan. Sungguh mengesankan melihat orang asing menikmati makanan Indonesia dengan lahap seperti saat mereka makan kerak telor, cucur, gemblong, bendrong, laksa, pepe, geplak, wajik, onde-onde, gethuk, putri ayu, tape uli, dan wajik. Mahasiswa asing yang belajar di STP Sahid Bandung tak kalah bersemangat memamerkan kenikmatan masakan mereka yang sudah dipelajari selama belajar di Sekolah Tinggi Pariwisata tersebut. Mereka memasak gado-gado dan nasi goreng khas cita rasa Indonesia. Semuanya terhanyut dalam suasana mengobrol dalam bahasa Indonesia beserta kuliner khasnya. Hmmm....betapa bangganya kita terhadap kuliner Indonesia, pasti semua orang Indonesia yang berada di tempat itu akan tertergun dan paling tidak ada kesadaran bahwa masakan Indonesia sepertinya "berbakat" juga untuk "go International". Bagi saya, muncul inspirasi kecil untuk dibagikan bahwa kita harus tetap melestarikan masakan asli Indonesia karena itu merupakan keunikan bangsa kita yang tidak ditemukan di negara lain dan pada akhirnya menjadi daya tarik Indonesia yang kuat bagi orang asing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline