Awal 2014 Jakarta berkali-kali kebanjiran, Amerika Utara beku parah akibat polar vortex, Eropa banjir bandang sementara Australia mengalami kebakaran hutan akibat musim kering yang sangat panas. Sebagian pakar menyebutkan ini adalah dampak dari pemanasan global (global warming).
Lantas apa hubungannya pemanasan global dengan taman vertikal yang diluar sana umum disebut vertical garden, green wall, living wall, vertical landscape, jardine garden, dslb?
- Taman vertikal per m2 berisi ± 64 tanaman sehingga andai ada 100m2 dinding dipasang taman vertikal maka akan ada 6400 tanaman. Dengan banyaknya tanaman di suatu taman vertikal diyakini para ahli lingkungan akan dapat membantu meredam effek pemasangan global karena taman vertikal tidak hanya sekedar indah, tetapi juga memiliki manfaat :
- Menurunkan suhu termal terhadap interior bangunan mengingat daun-daun tanaman dapat mereduksi efek panas dari radiasi matahari. Hal ini disebabkan sirkulasi udara mengalir melalui dedaunan dan celah batang-batang tanaman. Dampaknya akan menurunkan kebutuhan daya alat pendingin ruangan
- Karena biasanya taman vertikal mempunyai elemen daun yang rapat, hal ini dapat mengurangi polusi udara karena taman vertikal dapat menangkap partikel-partikel debu dan kotoran
- Keuntungan lain yang tidak kalah penting adalah mengurangi efek tampias hujan, sebagai peredam suara dan meningkatkan suplai oksigen
Jadi... apabila kita ingin membantu menyelamatkan bumi, mengapa kita tidak memulainya dari lingkungan sendiri yaitu dengan membuat taman vertikal entah di rumah atau bangunan komersil seperti: mall, hotel, kantor, pabrik dan sebagainya.
Kediaman di Raffless Hill, Cibubur
Kediaman di Dempo, Kebayoran Baru, Jakarta
Kediaman di Ampera Raya, Jakarta
Kediaman di Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Summarecon Mall Serpong, Tangerang
The Stone Marriot Hotel, Kuta - Bali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H